Akhir Juni merupakan bulan yang sangat luar biasa berkah, karena libur kenaikan yang biasanya dihabiskan dengan menghabiskan waktu bersama keluarga mengunjungi beberapa tempat yang memang sudah diagendakan. Sayangnya liburan ini, saya ga bisa ngajak anak-anak pergi liburan. Pengumuman dari pusat yang menyatakan kalo saya lolos seleksi dan harus mengikuti kegiatan dan harus fokus dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Dengan kerendahan hati saya meminta maaf pada duo solehku bahwa liburan dicancel hingga liburan akhir tahun yang mudah-mudahan tidak terkendala dengan agenda lainnya. Rasa sedih menghampiri wajah mereka dan dengan beberapa prasyarat yang mereka ajukan pada saya akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa hari minggu adalah hari we time bersama tak boleh ada gangguan apapun untuk we time kita.
Program tersebut saya ikuti dengan baik dari zoom meeting hingga tugas - tugas yang menguras pikiran membuat saya harus mengatur ulang jadwal sehingga semua tugas diselesaikan dengan baik.
Selama liburan tak ada gangguan dan hal lainnya yang menghambat seperti saya melajukan mobil dijalan tol pokoknya jos gandos lancar alhamdulilah, diawal masuk sekolah mulailah terhadi perubahan ritme waktu untuk menyelesaikan tugas dan saya mulai merasa agak terganggu karena ajaran baru maka administrasi sekolah dan guru harus saya selesaikan juga .
Terbayang kan bagaimana riwehnya bagi waktu 24 jam dan semua tugas harus dilaksanakan. Hingga akhirnya sayapun jatuh sakit karena kurang istirahat dan saya berupaya membagi waktu dengan lebih bijaksana lagi. Masyaallah dengan keterbatasan tenaga yang harus dioptimalkan membuat saya jatuh sakit berkali-kali.
Saya merenung dan melakukan refleksi apakah saya merasa bahwa program ini adalah beban . Saya akui diawal saya mengerjakanya saya merasa berat sekali untuk melaksanakan program ini dengan tenggat waktu yang terus berdekatan dan juga dilema dengan tugas seorang ibu yang harus mendampingi putra solehnya dalam berbagai kegiatan.
Sekali lagi saya mohon maaf teruntuk anak-anak solehku semoga kalian memahami bahwa ibunya melaksanakan tugas yang diberikan dan berusaha menjaga amanah tersebut dan ingin mengupgrade skill sebagai guru supaya jadi guru yang selalu dirindukan oleh murid-muridnya. Sekali lagi rasa bersalah tersebut saya coba ganti dengan mengajak mereka menikmati film yang ingin mereka tonton atausekedar makan bersama dengan menu kesukaan mereka. Diakhir juli , kabar mengejutkan datang menghampiri saya .
Kabar yang menyatakan bahwa saya lolos diprogram guru bidang studi sehingga saya harus lebih bijaksana lagi dalam mengatur waktu menyelesaikan kedua program tersebut dengan hati yang gembira. Saya senang karena program yang kedua ini sangat support untuk mapel yang saya ajarkan . Saya putuskan  beristirahat lebih awal dan mengerjakan tugas juga lebih awal dengan bangun sebelum subuh.
Hal tersebut saya lakukan supaya saya bisa menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Diusia yang sudah kepala 4 lagi-lagi saya dihadapkan dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Saya hanya ingin menangis sehari saja untuk melepaskan kegundahan hati saya serta pikiran-pikiran negatif saya sehingga saya bisa lebih fokus lagi dalam menjalani kedua program tersebut , boleh kan?
Saya mengambil hikmah bahwa dibalik kesedihan saya Tuhan masih menyayangi saya dengan memberikan berbagai kesempatan untuk mengupgrade skill saya sebagai guru. Teryata jalan yang saya lalui begitu terjal dan tak semulus yang dikira . Saya jatuh bangun dalam menjalanya. Asa yang kadang membuat saya semangat dan juga terkadang membuat saya pesimis akan bisa melampauinya membuat saya selalu mencari cara untuk menyelesaikanya.
Pernah saya mengatakan bahwa program yang pertama itu seperti mimpi yang membuatku selalu terbangun untuk tetap sadar bahwa itu adalah amanah yang harus diselesaikan. Asa yang kedua seperti harapan saya yang ingin selalu bisa sesuai dengan skill saya dan tidak ingin tertinggal dengan perkembangan yang ada. Saya kadang cemburu dengan rekan yang usianya lebih tua dari saya dengan semangat beajar yang begitu tinggi.
Akankah saya bisa melampauinya dan melwati dua persimpangan jalan untuk menuju asayang ingin dicapai . Saya memimpikan hasil akhir yang menbuat saya tersenyum lebar dan mengatakan pada mereka bahwa saya mampu dan bisa seperti orang -orang hebat itu. Semangat saya kembali tumbu dengan melihat senyuman manis murud-murid saya yang selalu menanyakan akan keberadaan saya serta apa yang akan dipelajari dikelas.
Istighfar yang selalu tersungging dibibir serta do'a dari kedua anak solehku serta suami yang setia mendampingi akan perjalan panjang ini. Saya hanya berharap next kita liburan bareng lagi mengunjungi tempat-tempat yang kita impikan serta mencicipi hidangan kuliner lokal dengan rasa kepuasan tersendiri tanpa halangan dan gangguan lainnya. Bismillah awal yang baik untuk kebaikan diri dan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H