Mohon tunggu...
yeni sumiati
yeni sumiati Mohon Tunggu... Guru - English teacher

English teacher since 2002 until now

Selanjutnya

Tutup

Diary

Uniknya Murid Pahala Guru

6 Juni 2024   22:22 Diperbarui: 6 Juni 2024   23:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari itu hari yang cukup padat merayap bagi saya untuk mengikuti agenda sekolah. pada pukul 07.30 kegiatanku diawali dengan cek nilai raport yang harus dikirimkan kewalas. sebelum dikirim , aku cek terlebih dahulu apakah nilai yang kuberikan sudah sesuai untuk anak-anak muridku. kupandang satu persatu nilai tersebut sambil kubayangkan wajah mereka. kadang terlintas kenangan lucu bersama mereka pada saat belajar. ada aja kelakuannya yang kadang membuatku marah, atau sebaliknya malah membuat seisi kelas jadi riuh karena hal yang tak terduga tejadi. grrrrrr... rame juga kelas dengan suara ketawa mereka yang begitu renyahnya terdengar ditelinga. kembali lagi dengan kegiatanku tadi. hingga kuputuskan mengirimkan nilai-nilai tersebut kepada para walas yang sudah gelisah akan nasib anak asuhannya. apakah akan naik kelas atau bertahan dikelas lama? 

merka hanya berddo'a semoga anak asuhnya naik kelas dengan nilai yang enak dilihat mata. rapat kenaikan berjalan dengan baik hingga ada juga beberapa muridku yang ternyata tidak bisa diselamatkan karena sikap mereka yang sudah tidak bisa ditolerir lagi. ada rasa sedih yang hinggap dihati karena saya pribadi tak setuju dengan beerapa pendapat guru yang menilai murid hanya dari satu kacamata tanpa mencari penyebab apa yang menjadikan murid-murid tersebut menjadi super dalam tanda kutip. setelah rapat selesai, saya langsung bergegas melaksanakan shalat duhur  karena saya berjanji akan maksi diluar bersama beberapa guru sebagai wujud ucapan syukur karena telah menyelesaikan tugas pengolahan nilai tahap 1.

Dengan tergesa, saya tancap motor merahku melaju dengan kecepatan tinggi menutu titik poin yang sudah kita sepakati bersama yaitu tempat bakso favorit di Sumampir yang jaraknay tak terlalu jauh dari tempat tinggalku. tiba ditempat ternyata ada 3 orang teman guru yang sudah stand by disana. dengan kecewa kulirik mereka yang dengan muka kesel karena ternyata tempat bakso tersebut tidak buka alias tak berjualan. saya telpon temen lainnya untuk mencari tempat bakso lain yang kita anggap layak untuk disinggahi karena kenikmatan baksonya. sampailah ditempat bakso kedua yang terkenal enak rasanya. setelah memesan dan kita dengan sigap dilayani oleh penjual bakso. kami langsung melahap bakso dengan cepat. setelah ngobrol dan membahasa sana sini dengan topik yang ngalor ngidul kamipu berpisah untuk kembali pulang kerumah masing-masing.

Tiba dirumah mamah, saya langsung menjemput bungsuku yang tertidur lelap setelah ulangan semester. kutunggu hingga dia terbangun dan langsung kuajak pulang. ingatanku tiba-tiba melayang pada sosok Uki , dia adalah salah satu murid yang kebanyakan guru menganggap dia , anak yang tak bisa diatur, tak bisa diajak ngomong baik-baik dan sesuka hati melakukan hal yang kadang membuat guru kesal atau marah. Dia juga salah satu teman baik putraku yang sulung. mereka sering berkumpul bersama dan bercanda tanpa saling menghina satu sama lain. kadang saya iri dengan alur pertemanan mereka yang begitu sederhana menerima kekurangan temannya tanpa menilai bahwa temannya adalah bahan lelucon atau hinaan bagi yang lainnya. kenapa saya bilang unik? 

mereka dengan polosnya berbagi tawa dan kesedihan bersama dan merasa kehilangan jika salah satu tak ada diantara mereka. unik adalah beda tapi keunikan tersebut membuatku banyak belajar akan kesabaran, keinginan mengenal akan pribadi anak tersebut lebih dalam lagi serta bagaimana bersikap dengan anak yang unik tersebut. anak yang unik membuat guru selalu mencari cara supaya anak tersebut mampu digali potensi serta minatnya hingga menjadi anak yang hebat. banyak kasus terjadi yang mana guru mengganggap anak yang unik membuat proses kegiatan belajar menjadi terhambat, dikarenakan anak tersebut membuat situasi kelas menjadi ramai. anak yang unik membuatku selalu bersemangat untuk bertemu dengannya , ada saja hal yang kita bicarakan yang membuat saya pribadi jadi banyak tahu akan keinginan anak tersebut serta perlakuan yang adil tanpa melihat kebandelan anak tersebut. saya tak sependapat dengan guru yang menganggap anak unik adalah anak yang bandel. 

ada juga muridku yang bersikap lain dari lainnya. dia bernama Adi yang dari kelas satu memang kesulitan untuk membaca . anak ini super unik karena diusianya yang kami anggap seharusnya sudah bisa membaca ternyata belum bisa baca dengan lancar. pada saat Adi duduk dikelas satu , dia duduk bersama dengan putra sulungku. saya mengingatkan padanya supaya bersikap baik pada Adi, jangan pernah membullynya karena dia juga adalah teman yang baik dan saling melindungi satu sama lain. ingatlah selalu bahwa jika kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain maka takakan pernah ada keributan . Adi lebih diam dibandingkan Uki. tapi saya tak pernah mendengar mereka ribut atau berantem. kadang saya sendiri malu dan berkaca dari mereka berdua yang memang unik tapi saling menjaga satu sama lain . 

tak ada kata mengejek temanya akan kekurangan yang dimiliki. tapi sangat disayangkan kita yang dewasa kadang bersikap tidak baik dan acuh serta acuh terhadap yang lainnya. kekurangan yang dimiliki oleh orang lain jangan dijadikan senjata untuk mematikan teman kita , baik dalam hubungan keluarga, tetangga bahkan teman.belajarlah dan berkacalah selalu pada murid yang unik tersebut untuk berlatih dan mengaplikasikan kesabaran, kekompakan serta rasa kasih sayang pada sesama. love you more untuk semua anak-anak yang unik tetaplah semangat untuk menggapai impianmu dengan menjadi pribadi yang saling menghargai sesama tanpa saling membully.kalian unik dan kalian adalah ladang pahala bagi saya dan rekan guru semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun