Mohon tunggu...
Yeni Nurlanda
Yeni Nurlanda Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa Ilmu Pemerintahan

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa PMM UMM Kenalkan Model Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Enginnering, Art, and Mathematics) di Desa Tegalweru

22 Februari 2024   08:26 Diperbarui: 15 Maret 2024   22:53 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Kegiatan PMM Kelompok 43 di desa Tegalweru (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024) 

Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan melakukan reformasi pendidikan yang dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu guru yaitu pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Pendekatan STEM ini adalah pendekatan yang merujuk kepada empat komponen ilmu pengetahuan, yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika terintregrasi.

Kegiatan ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotut Tholibin yang terletak di jalan Brawijaya, dusun Krajan, desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kelompok 43 gelombang 3 yang beranggotakan 5 (lima) orang yaitu Muhammad Sahal, Yeni Nurlanda, Devia Mar'atus S, Senggi Udhan P, dan Dimas Aji N berada di bawah bimbingan salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Bapak Ganjar Adhywirawan Sutarjo S. Pi., M.P. Adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini menjadikan pembelajaran dan pengalaman yang berharga dan berkesan bagi kelompok 43. Selain itu kegiatan ini menjadi kontribusi mahasiswa dan juga menyalurkan kegiatan yang positif kepada masyarakat.

Dalam pendidikan, STEAM adalah pendekatan terintegrasi yang menggabungkan mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika sebagai sarana mengembangkan penyelidikan siswa, komunikasi dan pemikiran kritis selama pembelajaran. Kelompok 43 telah melakukan observasi pada Madrasah Ibtidaiyah Roudlotut Tholibin. Diadakannya pengamatan terhadap berbagai fenomena/isu yang terdapat di dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep pembelajaran yang sedang dibahas.

Pada metode pembelajaran STEAM diketahui bahwa anak-anak melakukan proses belajar dengan mengamati, menggunakan semua indera untuk mengklasifikasikan, memprediksi, dan berkomunikasi, sehingga mereka dapat menemukan sudut pandang lain. Sekolah sebagai salah satu belajar anak seharusnya mendukung seluruh perkembangan proses dan menyediakan lingkungan pembelajaran yang memadai, terutama dalam pembelajaran beradaan guru sebagai pendamping pembelajaran tak kalah penting.

Pada saat observasi awal di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotut Tholibin desa Tegalweru ditemukannya fenomena kurangnya pemahaman guru mengenai model pembelajaran STEAM. Sehingga dalam hal ini membuat kelompok 43 gelombang 3 melakukan peningkatan kualitas pendidikan bisa dikembangkan melalui penerapan reformasi Pendidikan. Perubahan yang terjadi pada pembelajaran umum menuju ke pembelajaran yang lebih meningkatkan daya berpikir kritis dikenal dengan istilah Reformasi Pendidikan melalui metode pembelajaran STEAM.

 Salah satu kegiatan STEAM (Science) membuat ice cream bersama anak-anak di desa Tegalweru (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024)
 Salah satu kegiatan STEAM (Science) membuat ice cream bersama anak-anak di desa Tegalweru (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024)

Kelompok 43 telah menerapakan metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, art dan Mathematic) selama 31 hari di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotut Tholibin desa Tegalweru sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) berdasarkan hasil penerapan metode pembelajaran STEAM membuat minat belajar belajar serta kemampuan berpikir kritis pada peserta didik meningkat.

Minat belajar pada peserta didik meningkat diketahui setelah diberi angket minat belajar yang telah disesuaikan dengan indikator mengenai minat belajar berikut ini; 1) perasaan senang, 2) perhatian, 3) keterlibatan dan 4) ketertarikan peserta didik di saat hadir menjalakan aktivitas dalam belajar. Selain meningkatnya minat belajar, dengan penerapan pembelajaran STEAM ini kemampuan berpikir kritis dari peserta didik juga bisa bertambah. Dengan adanya metode pembelajaran STEAM diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang baru sehingga menambah minat belajar, kreativitas, dan berpikir pada anak-anak yang ada di desa Tegalweru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun