Aprilinda Yeni Yovita Lau
Prodi  Akuntansi S1
Universitas Pamulang
Secara praktis nilai, berarti bermakna tindakan atau perbuatan yang dirasakan langsung oleh orang lain. nilai dewasa ini sangat mudah ditemukan dalam perbandingan yang sangat kontradiktif dan menjadi tantangan pendidikan.
 Tugas pendidikan untuk memperbaiki sistem sosial akibat tindakan pribadi atau kelompok yang cenderung antisosial merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Sebuah pelajaran yang berharga dalam membumikan nilai sosial melalui pendidikan dari negara-negara yang telah memiliki tatanan sosial dan sistem pendidikan yang lebih baik, seperti negara Malaysia, pendidikan moral diajarkan secara lebih serius melalui asas-asas etika sosial, baik secara normatif maupun deskriptif. Pembelajaran dikembangkan melalui penyelesaian konflik moral yang menawarkan isu-isu sosial yang aktual.
Asas-asas etika normatif seringkali dipelajari terlalu definitif dan berorientasi pada pengisian daya memori jangka pendek, dan akibatnya, siswa seolah dipandu kearah berpikir baik berdasarkan timbunan pilahan pengetahuan yang kurang memiliki perambatan alur berpikir fungsional.
Upaya peningkatan akademis peserta didik yang lebih tampak dan terukur, sedangkan aspek pengembangan nilai yang sebenarnya menjadi inti pengelaman pembelajaran masih kurang terberdayakan. Oleh karena itu, perbaikan sistem pembelajaran nilai, khususnya untuk nilai-nilai sosial memerlukan adanya gerakan yang kritis secara perlahan dapat mengubah tatanan berpikir kearah yang lebih terbuka, kritis dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H