Kesenjangan Penghasilan antara Kota dan Desa di Kalimantan Tengah :
( Kota Palangka Raya Vs Desa Teluk Betung)
“ Faktor Penyebab dan Dampaknya “
Kota dan Desa sudah dapat kita simpulkan bagai langit dan bumi. Dari kepadatan penduduk nya yang terlihat jelas bahwa kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari desa. Salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Tengah di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dengan ibu kotanya adalah Palangka Raya. Dengan desa Teluk Betung yang tepat nya terletak di Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Berdasarkan “Portal Resmi Kota Palangka Raya” jumlah penduduk kota Palangka Raya pada pertengahan tahun 2023 memiliki jumlah penduduk sekitar 302.310 jiwa. Sedangkan Desa Teluk Betung hanya berkisar sebanyak 1.239 jiwa menurut data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Barito Selatan 2023. Dari berbagai persepktif kesenjangan penghasilan dikota dan desa yang ada di palangkaraya juga disebab kan oleh beberapa faktor berikut ini :
Yang pertama, Akses ke pendidikan : Dikota Palangka Raya biasanya memiliki akses yang lebih baik dan lebih memadai dibandingkan dengan desa Teluk Betung yang hanya memiliki lembaga pendidikan hanya sampai tingkat sekolah menengah saja. Akses nya terbatas inilah yang dapat menyebabkan kesenjangan masyarakat dalam menghasilkan keterampilan dan peluang kerja yang memadai sehingga menciptakan kesenjangan daya saing dalam bidang pendidikan.
Kedua, dilihat dari lapangan kerja : Kota Palangka Raya lebih banyak lapangan kerja yang beragam dan tingkat upah/penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan desa Teluk Betung yang lebih banyak bergantung dengan hasil menagkap ikan dan pertanian.
Ketiga, terlihat dari infrastruktur kota Palangka Raya pastinya memiliki infrastruktur yang lebih baik dari desa seperti layanan kesehatan kota Palangka Raya yang memiliki Rumah sakit dan berbagai akses layanan kesehatan 24 jam yang bisa digunakan kapan pun masyarakat membutuhkan. Sedangkan desa Teluk Betung hanya mengandalkan Posyandu dan puskesmas yang peralatan nya sudah tidak terlalu memadai.
Dan faktor yang terakhir ada mobalitas sosial : mobalitas sosial atau kemampuan individu untuk bergerak dalam neningkatkan taraf hidupnya juga dapat menjadi faktor kesenjangan penghasilan. Rendahnya mobalitas sosial di desa membuat kesenjangan itu bertahan dari masa ke masa dari pada kota. Mobilitas Sosial juga dipengaruhi pula oleh pendidikan, pekerjaan, kesempatan ekonomi yang tinggi. Terutama desa Teluk Betung karena akses pendidikan dan lapangan pekerjaan yang kurang memadai sehingga tingkat mobilitas sosialnya rendah.
Dampak yang terjadi karena kesenjangan penghasilan di desa Teluk Betung dan Kota Palangka Raya yaitu : Ketidaksetaraan sosial yang terjadi di desa Teluk Betung banyak sekali ketegangan yang terjadi antar masyarakatnya. Dimulai dari melihat kasta dan pendidikan serta pola hidup yang sangat jauh berbeda dengan dikota. Dampak yang lain juga terlihat dari banyak nya penduduk desa Teluk Betung yang bermigrasi ke kota Palangaka Raya dengan tujuan ingin meningkatkan taraf hidup nya serta mencari pekerjaan demi kualitas hidup yang lebih memadai. Selain itu dampak yang begitu terasa adalah kualitas hidup warga desa yang rendah yaitu dilihat dari rata-rata lama sekolah yang hanya sampai smp dan sering kali menikah diusia yang belum mencukupi sesuai standar indonesia yaitu 19 tahun. Namun hal ini tidak terealisasikan di desa sangat banyak sekali pelaksanaan perkawinan usia dini yang tidak sesuai dengan standar UU 16 tahun 2019.
Karena pendidikan dan status sosial yang sangat ter papampang jauh dari kota hal ini mengakibatkan kualitas hidup di desa terutama di desa Teluk Betung berjalan lambat apalagi akses jalan yang sangat terbatas. Dibandingkan dengan kota Palangka Raya yang sangat jauh telah berkembang pesat yang dapat dilihat dari nilai Indeks kualitas lingkungan hidup yang dikategorikan baik dengan capaian indeks kualitas di angka 75,29 “ kata Zaini di Palangkaraya,Rabu”. Menurut Zaini, indeks kualitas hidup dalam kategori baik menunjukan pelaksaanaan pembagunan yang diiringi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan di desa tidak begitu karena banyak faktor yang terjadi.
Pemerintah Ibu Kota diharapkan dapat mengambil langkah yang kongkret untuk mengurangi dampak kesenjangan penghasilan yang terjadi di desa dengan memperhatikan sarana dan prasarana, meningkatkan akses jalan atau infrastruktur agar memadai sehingga warga desa dapat beraktivitas dengan leluasa dan dapat mencapai akses keluar desa dengan mudah seperti : transportasi dan pembangunan jembatan untuk akses ke kecamatan lebih mudah terkhususnya bagi desa Teluk Betung. Meningkatkan pendidikan dan melakukan pelatihan juga dapat membantu warga desa Teluk Betung dalam meningkatkan taraf hidupnya sehingga, warga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka demi tercapainya kualitas hidup yang memadai dengan pekerjaan yang lebih baik dan upah yang lebih tinggi.
Ketimpangan penghasilan adalah masalah yang kompleks, dan sering kali dikaitkan dari berbagai kombinasi strategi untuk menguranginya. Dengan merancang program, pemerintah dapat mengurangi dampak ketimpangan yang terjadi antar kota maupun desa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi desa dan wilayah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H