Ponorogo---Sabtu (20/5) Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia menyelenggarakan Webinar Kepalestinaan bersama Lembaga Kemanusiaan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) dengan mengusung tema "Peringatan Hari Nakba Palestina ke-75: Masihkah Kita Diam atas Penindasan di Palestina."
Menghadirkan pembicara utama yakni Al-Ustadz Iskandar SS selaku subdir sosialisasi dan Edukasi KNRP, pihaknya menyampaikan bahwa generasi milenial perlu memiliki jiwa kepedulian terhadap saudara-saudara Palestina yang tengah dilanda malapetaka kemanusiaan. Dalam materinya, ia menceritakan perjalanan panjang dan sejarah perang dunia I dan II yang menjadi latar belakang adanya tragedi Nakba. Hari Nakba yang diperingati setiap tanggal 15 Mei merupakan pengingat bencana penjajahan negara atas negara lain yang sampai sekarang belum selesai.
"Ratusan ribu orang Palestina dikeluarkan dari tanah airnya. Palestina dikosongkan dari penduduk asli untuk menghilangkan akar budaya, akar sejarah, dan akar peradaban oleh bangsa lain. Hari Nakba adalah peristiwa dahsyat. Rumah-rumah dihancurkan, jejak-jejak dihilangkan," kenang Iskandar.
KNRP yang didirikan sejak 8 Mei 2006 telah banyak memberikan kontribusi atas permasalahan yang terjadi di Palestina. Di mulai dari penyebaran kabar tentang Palestina, kegiatan sosial, dan penggalangan dana untuk membantu rakyat. Dalam pemaparan materinya, Iskandar juga menyinggung bahwa hubungan KNRP juga telah sampai ke Gaza, khususnya pada bagian tepi barat dan para pengungsian yang ada di Lebanon, Syria, dan Turki.
"Ruang gerak di pengungsian sangat sempit. Mereka hidup di kamp, dibantu negara pendonor, dibatasi tidak boleh bekerja, dan juga dibatasi menempuh pendidikan yang normal," ungkapnya.
Perjalanan KNRP selama 17 tahun begitu menginspirasi banyak orang. Menurut Iskandar, KNRP memang memegang amanah sebagai lembaga edukasi dan lembaga filantropi. Lembaga edukasi berfokus pada aktifitas dan penyebaran kabar tentang Palestina. Sementara lembaga filantropi bergerak menangani masalah kemanusiaan dan kontribusi dalam berbagai aspek, seperti bantuan 3D (Doa, Daya upaya, dan Dana).
"Mari kita masuk ke dalam lingkaran keberkahan," tuturnya.
Peristiwa ini tentu menjadi poin penting bagi FSLDK Indonesia yang bergerak dalam dakwah di kampus. Hal ini selaras dengan ungkapan Rapanca Indra Mukti selaku ketua FSLDK Indonesia untuk memaksimalkan peran dalam mensyiarkan Islam dan bergerak demi kemanusiaan.
Acara yang digelar secara virtual melalui zoom meeting dari pukul 19.45 -- 21.30 WIB ini berlangsung menarik, dengan diikuti oleh perwakilan Lembaga Dakwah Kampus, Pusat Komunikasi Daerah, dan pengurus dari Pusat Komunikasi Nasional FSLDK. Webinar ini menjadi penguat untuk mempertanyakan kembali tentang bagaimana peran mahasiswa mengenai kontribusinya terhadap Palestina.
Dalam sambutannya, Sugeng Prabowo selaku perwakilan dari Komisi A bagian Syiar dan Dakwah FSLDK Indonesia menuturkan bahwa acara ini diinisiasi sebagai jalinan pengikat silaturahmi dan wadah menuntut ilmu di jalan Allah. Pihaknya berharap Webinar Kepalestinaan ini dapat mengecas, mengingat, merefleksi, dan muhasabah kecintaan generasi milenial pada Palestina, sekaligus sebagai perenungan untuk melihat tragedi yang berkaitan Hari Nakba.