Mohon tunggu...
Yeni Fitriya Rahman
Yeni Fitriya Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - kepala unit

independent woman

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Risiko Tingkat Pengembalian dalam Investasi

4 Juli 2024   11:40 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memahami Risiko Tingkat Pengembalian dalam Investasi

Dalam dunia investasi, konsep risiko dan pengembalian adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Setiap investasi melibatkan sejumlah risiko, baik besar maupun kecil, yang harus dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modal mereka. 

Salah satu aspek kritis yang sering kali menimbulkan kekhawatiran adalah risiko tingkat pengembalian. Artikel ini akan membantu memperjelas apa itu risiko tingkat pengembalian, faktor apa saja yang memengaruhinya, dan bagaimana investor dapat mengelola risiko tersebut secara efektif.

Apa Itu Risiko Tingkat Pengembalian?

Risiko tingkat pengembalian merupakan ketidakpastian yang timbul terkait dengan besaran keuntungan atau kerugian yang dapat diperoleh dari sebuah investasi. Tidak ada jaminan bahwa investasi akan menghasilkan pengembalian yang diharapkan, dan inilah yang dikenal sebagai risiko. Setiap jenis investasi, mulai dari saham, obligasi, hingga properti, memiliki risiko pengembalian yang berbeda-beda.

Jenis-Jenis Risiko Tingkat Pengembalian

Risiko Pasar: Ini adalah jenis risiko yang paling umum, yang berkaitan dengan fluktuasi pasar secara keseluruhan. Contohnya, jika pasar saham mengalami penurunan secara signifikan, hampir semua saham akan terdampak, tak peduli seberapa fundamental perusahaan tersebut kuat.

Risiko Kredit: Terutama relevant dalam investasi obligasi, risiko kredit mengacu pada kemungkinan bahwa penerbit obligasi akan gagal memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga dan pokok pada waktunya.

Risiko Likuiditas: Risiko ini muncul ketika investor kesulitan mencairkan investasi mereka tanpa kehilangan nilai signifikan. Instrumen investasi yang kas-nya sulit dicairkan seringkali menimbulkan risiko likuiditas yang tinggi.

Risiko Inflasi: Inflasi dapat menggerus daya beli pengembalian investasi. Misalnya, jika inflasi melonjak tajam, pengembalian dari investasi dengan bunga tetap bisa menjadi negatif secara efektif jika dibandingkan dengan tingkat harga yang meningkat.

Risiko Suku Bunga: Perubahan suku bunga oleh bank sentral dapat mempengaruhi nilai investasi, terutama untuk investasi yang bergantung pada pendapatan tetap seperti obligasi. Suku bunga yang meningkat bisa menyebabkan harga obligasi jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun