Mohon tunggu...
Yeni Handayani
Yeni Handayani Mohon Tunggu... -

Bekerja di Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah Pembantu dari Tahun ke Tahun

13 September 2013   09:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:58 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk ibu rumah tangga, menjelang lebaran dan setelah lebaran memiliki masalah yang dialami dan tidak jarang berulang setiap tahun yaitu permasalahan pembantu rumah tangga. Fungsi pembantu rumah tangga dalam masa lebaran sangat penting karena biasanya lebaran adalah masa dimana pekerjaan rumah tangga sangat banyak dan berfariasi mulai dari pekerjaan rutin kerumahtanggaan hingga pekerjaan dalam mempersiapkan datangnya hari raya lebaran.

Permasalahan pertama mulai muncul ketika pembantu rumah tangga ingin mudik ke kampung halamannya. Terkadang keinginan mudik pembantu, jauh hari sebelum lebaran karena pasti pembantu juga ingin berlebaran bersama dengan keluarganya di kampung halaman. Yang menjadi dilemma adalah ketika pembantu mudik jauh hari sebelum lebaran, pekerjaan rumah tangga seluruhnya menjadi tanggung jawab ibu rumah tangga. Akan lebih merepotkan ketika ibu rumah tangga yang juga bekerja di kantor. Pekerjaan rumah tangga semakin sulit diselesaikan, anak-anak tidak ada yang menjaga dan semua itu menjadi masalah yang dapat menimbulkan stress.

Hal yang dapat dilakukan dalam permasalahan pertama ini adalah, jauh hari sebelum masa lebaran (sebaiknya diawal bulan puasa), tuan rumah (majikan) membicarakan rencana mudiknya pembantu dan disepakati kapan pembantu akan mudik. Carilah waktu mudik yang disepakati bersama dan tidak merepotkan kedua belah pihak. Dengan demikian baik pembantu maupun majikan akan mempersiapkan diri dengan kondisi mudik tersebut dan tidak ada pihak yang akan dirugikan atau dikecewakan.

Permasalahan kedua yaitu masalah tunjangan hari raya (THR). Semua pekerja sangat mengharapkan mendapatkan THR, termasuk pembantu rumah tangga. THR menjadi harapan agar hari raya lebaran, dapat terbantu dengan adanya dana tambahan tersebut. Yang sering menjadi masalah adalah, terkadang tidak ada transparansi adanya THR. Pembantu rumah tangga menunggu datanggnya THR, sementara majikan juga tidak memberikan penjelasan apakah pembantu akan mendapatkan THR atau tidak. Ketidak transparan ini yang seringkali menimbulkan kekecewaan dari pihak pembantu dan dapat menjadikan pembantu tidak berniat untuk melanjutkan pekerjaannya. Hal yang dapat dilakukan dalam masalah kedua ini adalah sebaiknya diawal kerja, majikan menjelaskan hak dan kewajiban pembantu rumah tangga, termasuk hak mendapatkan THR. Jika THR merupakan hak pembantu yang telah disepakati, maka kewajibanmajikan untuk memenuhinya. Tetapi jika pada kesepakatan awal, pembantu tidak mendapatkan THR, maka majikan juga harus mengingatkan bahwa tidak ada THR untuk pembantu agar pembantu tidak mengharapkan dan menunggu-nunggu. Tanggal pemberian THR juga sebaiknya disepakati antara majikan dengan pembantu dan sebaiknya majikan memberikannya sesuai dengan tanggal yang disepakati karena biasanya dana THR itu akan digunakan untuk membeli tiket untuk mudik.

Permasalahan yang ketiga yaitu permasalahan setelah lebaran. Sebagian pembantu rumah tangga tidak kembali lagi dan memutuskan pekerjaan secara sepihak. Ini yang seringkali menjadi masalah besar karena majikan berharap si pembantu untuk kembali bekerja, sementara pembantu sudah tidak mau lagi bekerja dan keputusannya secara tiba-tiba dan sepihak. Tentu saja majikan menjadi marah dan sangat kecewa. Hubungan baik yang terjalin pun akhirnya mejadi rusak, dan bukan saja semua pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawab majikan, tetapi majikan juga perlu mencari pembantu yang baru untuk menggantikan yang lama. Saat ini mencari pembantu baru bukan hal yang mudah walaupun sudah banyak agen-agen penyedia pembantu rumah tangga atau baby sitter, tetapi untuk menebusnya membutuhkan harga yang mahal, gaji yang cukup tinggi dan belum tentu hasil kerjanya sesuai dengan yang diharapkan.

Hal yang dapat dilakukan untuk permasalahan ketiga ini, sebaiknya sebelum pembantu mudik, ajaklah pembantu untuk berbicara. Ungkapkan apa yang menjadi permasalahan atau keluhan selama bekerja dan juga rencana pembantu setelah lebaran, apakah pembantu masih ingin bekerja atau tidak. Katakan padanya untuk berkata jujur jika memang ia sudah tidak ingin bekerja lagi, agar majikan tidak kerepotan jika tiba-tiba pembantu memutuskan pekerjaan secara sepihak. Bicarakan hal tersebut dalam suasana yang santai. Dan biarkan pembantu berkata jujur apa adanya. Dengan demikian pembantu akan merasa dihargai dan merasa dihormati hak-haknya.

Semoga tiga hal diatas dapat bermanfaat bagi para ibu rumah tangga yang seringkali bermasalah dengan pembantu setiap kali lebaran. Majikan sebagai orang yang mempekerjakan pembantu, sebaiknya membiasakan untuk membuka diskusi atau pembicaraan dengan pembantu agar majikan tidak dikecewakan dengan ulah pembantu yang kurang bertanggung jawab. Tetapipembantu juga manusia yang memiliki hak untuk berlebaran dan memiliki hak untuk menentukan apa yang dilakukan atas dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun