Mohon tunggu...
Kimyunn
Kimyunn Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembaca dan pendongeng

Menulis agar lebih bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Balas

2 Juli 2020   13:43 Diperbarui: 2 Juli 2020   13:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta bagaikan puisi yang tak pernah habis kutulis pada lembar-lembar buram dalam dada. Ia menjelma menjadi aksara dalam baris-baris emosi, memeluk diksi-diksi. Tiap-tiap kekata mewakili rasa hausku akan dirimu.


Aku terus mengenangmu dalam gelas-gelas rindu yang mulai retak terpamah masa. Pertemuan kita bukan hanya melahirkan mimpi dalam rahim-rahim asa, tapi juga mengirimkan bara yang membakar. Apalah daya. Kau bersanding, tanpa aba-aba, pun pertanda.


Suatu saat, aku ingin merentangkan segenap peluk bagi tubuhmu, mengungkap segala rasa terdalamku. Sebelum perpisahan melambai pasrah, menyisakan jejak-jejak sunyi dalam hati. Menanggalkan suka cita dan rasa berbunga-bunga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun