Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam suku dan budaya. Membuat demokrasi menjadi sistem politik yang dinilai baik dan ideal bagi bangsa Indonesia. Dimana pemerintahan ada ditangan rakyat melalui wakil-wakilnya. Dalam penerapannya, demokrasi tidak selalu berjalan dengan mulus. Indonesia telah mengalami pasang surut tentang bagaimana mempertahankan demokrasi. Berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi berkenaan dengan tubuh pemerintahan bangsa Indonesia. Tidak menutup kemungkinan bahwa sebenarnya Indonesia tumbuh dibawah praktek oligarki dan dinasti politik yang telah lama berakar.
Oligarki merupakan kekuasaan yang dimiliki atau dijalankan oleh segelintir orang. Motif dari oligarki berkaitan dengan mempertahankan kekuasaan elit serta upaya untuk memperkaya diri dan segelintir orang yang terlibat didalamnya. Oligarki memiliki hubungan dengan politik dinasti dimana dalam prakteknya, kekuasaan dimiliki oleh segelintir orang yang memiliki hubungan keluarga. Di Indonesia sendiri, praktek oligarki dan dinasti politik masih sering terjadi.
Adanya praktek oligarki dan dinasti politik yang terus menerus terjadi akan mengakibatkan hilangnya arti dari demokrasi. Masyarakat akan kehilangan hak dan suaranya untuk terlibat didalam pengambilan keputusan serta kebijakan didalam pemerintahan. Masalah mengenai praktek oligarki dan dinasti politik di Indonesia menjadi salah satu isu yang harus dibenahi. Kebijakan hukum pada saat ini seperti menjinakkan praktek oligarki. Nyatanya oligarki dapat merusak tatanan dan nilai-nilai demokrasi.Â
Politik dinasti lahir dari demokrasi yang disalahgunakan untuk kepentingan sendiri. Tanpa disadari demokrasi telah memberikan celah yang merupakan konsekuensi dimana orang-orang yang memilki modal yang kuat bisa bertransformasi menjadi keluarga kuat sehingga memunculkan hasrat politik keluarga. Pada faktanya Oligarki dan Politik Dinasti masih terus terjadi di Indonesia. Demokrasi hanya akan menjadi teori dan prakteknya tidak berjalan sebagaimana mestinya.Â
Berbicara mengenai hak setiap warga negara untuk ikut terlibat dalam pemerintahan. Praktek politik dinasti akan memperkecil peluang masyarakat untuk terjun kedalam dunia politik dan pemerintahan.Meskipun demokrasi bergerak menurut suara rakyat, tetapi suara rakyat tidak akan bisa setara karena selalu ada suara yang lebih kuat dan berkuasa diatas yang lain. Isu ini sering terjadi didalam keanggotaan partai politik. Jika ingin memiliki jabatan maka masyarakat harus bergabung dengan partai politik. Untuk bergabung dengan partai memerlukan ongkos yang banyak untuk keperluan kampanye. Tentunya melalui fungsi rekrutmen, partai akan memilih atau menseleksi kandidat yang menguntungkan dan telah memiliki modal yang besar juga.
Praktek politik dinasti bisa kita lihat melalui keluarga Soekarno dan Presiden Jokowi yang beberapa anggota keluarganya ikut terjun ke dalam politik. Upaya ini niscaya dilakukan untuk mempertahankan pengaruhnya dimasyarakat.
Organisasi besar yang awalnya demokratis pada akhirnya akan cenderung berubah menjadi oligarki. Motif dari praktek politik dinasti ini pada akhirnya adalah untuk keuntungan diri sendiri dan akan merugikan negara (korupsi). Berbicara tentang bagaimana menghasilkan uang dengan pengaruh yang besar diatas orang lain. Ketika ingin memiliki uang banyak maka oknum akan mencari orang kaya lain dan membangun hubungan dengannya. Tujuannya tidak lain adalah untuk memperluas pengaruh, jaringan dan memperlancar atau mempertahankan kekayaan yang ada sekarang.
Praktek Dinasti Politik dan Oligarki yang sering terjadi di Indonesia menimbulkan banyak masalah-masalah salah satunya korupsi. Tindakan ini akan menjadi lancar dilakukan jika oknum-oknum memiliki jaringan dinasti. Tidak dapat dipungkiri juga beberapa tokoh yang memiliki dinasti didalam pemerintahan bisa melahirkan tokoh-tokoh yang luar biasa.Â
Hanya saja hal ini bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang memperkecil kesempatan rakyat untuk duduk di kursi jabatan. Indonesia tidaklah kekurangan orang-orang yang luar biasa, hal itu hanya terhambat oleh oknum-oknum yang ingin membangun dinasti didalam tubuh partai. Egoisme yang tinggi menghilangkan proses pengenalan rekam jejak para kandidat serta tidak peduli lagi dengan menjunjung tinggi nilai demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H