mahasiswa semakin terkikis. Sebagian besar mahasiswa saat ini datang ke perpustakaan bukan untuk meminjam buku atau membaca buku, tetapi lebih banyak untuk mengerjakan tugas atau sekadar mencari referensi sesaat. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca, khususnya membaca secara mendalam untuk memperluas wawasan atau menumbuhkan kebiasaan literasi, masih perlu ditingkatkan.Menjawab permasalahan ini, lima orang mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) memprakarsai proyek mandiri bertajuk Pojok Literasi. Proyek ini bertujuan untuk membangun kembali budaya membaca di kalangan mahasiswa dengan cara yang sederhana namun efektif, yakni melalui kegiatan membaca santai di halaman perpustakaan. Tanpa bekerja sama dengan pihak perpustakaan, kegiatan ini dirancang untuk menciptakan suasana membaca yang nyaman, santai, dan jauh dari kesan formal, sehingga diharapkan mampu menarik minat mahasiswa untuk mulai meluangkan waktu mereka untuk membaca.Kegiatan utama dalam Pojok Literasi adalah sesi membaca santai yang terbuka bagi siapa saja. Peserta dapat membawa buku favorit mereka sendiri atau memanfaatkan buku yang sudah tersedia di perpustakaan. Dengan memilih halaman perpustakaan sebagai lokasi, proyek ini ingin memberikan pengalaman membaca di ruang terbuka yang tenang dan mendukung konsentrasi. Tujuannya adalah mengubah cara pandang mahasiswa terhadap membaca, dari sesuatu yang dianggap membosankan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat.
Di tengah era digital yang penuh dengan distraksi, budaya membaca di kalanganSelain itu, melalui Pojok Literasi, para pelaksana juga ingin menanamkan kembali nilai bahwa membaca bukan sekadar aktivitas untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga cara untuk memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan bahkan sebagai sarana relaksasi. Mereka percaya bahwa membaca dapat menjadi kebiasaan positif yang tidak hanya mendukung kesuksesan akademik, tetapi juga pengembangan diri mahasiswa secara holistik.
“Kami sadar bahwa saat ini mahasiswa lebih banyak datang ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas, bukan untuk membaca. Dengan kegiatan ini, kami ingin memberikan pengalaman baru yang menyenangkan dalam membaca, sehingga mahasiswa bisa merasa lebih dekat dengan buku,” ujar salah satu anggota tim pelaksana.
Meskipun kegiatan ini sederhana, dampaknya diharapkan cukup signifikan. Dengan suasana santai dan tanpa tekanan, mahasiswa diharapkan dapat menjadikan membaca sebagai bagian dari keseharian mereka. Selain itu, kegiatan ini juga membuka ruang bagi interaksi sosial di antara mahasiswa, di mana mereka bisa saling berbagi cerita atau rekomendasi buku yang menarik.
Proyek Pojok Literasi merupakan langkah kecil, namun bermakna, untuk membangun budaya literasi di lingkungan kampus. Harapannya, program ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mulai menghargai pentingnya membaca dan mengembangkannya sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Dengan konsistensi dan dukungan dari para mahasiswa, Pojok Literasi berpotensi menjadi gerakan yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan kampus yang lebih literat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H