Agroforestri adalah model pengelolaan sumber daya alam yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan, mencakup hasil hutan, pertanian, peternakan, dan perikanan, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Teknik ini muncul sebagai respon terhadap keterbatasan lahan yang dimiliki oleh petani dalam upaya menghasilkan produk secara berkala dan berkelanjutan. Konsep agroforestri telah lama diterapkan karena keunggulannya, tidak hanya meningkatkan ekonomi petani, tetapi juga memberikan manfaat lingkungan yang signifikan. Suatu pembangunan, termasuk sektor pertanian dan agribisnis, dinyatakan berkelanjutan jika secara ekonomi, ekologi, dan sosial dapat dipertahankan. Keberlanjutan ekonomi berarti bahwa kegiatan tersebut harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan modal, dan penggunaan sumber daya serta investasi secara efisien. Sementara itu, keberlanjutan ekologi menekankan pada upaya mempertahankan integritas ekosistem, menjaga daya dukung lingkungan, serta konservasi sumber daya alam termasuk keanekaragaman hayati. Prinsip utama dalam agroforestri adalah keseimbangan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Hilangnya tutupan hutan akibat konversi lahan untuk pemukiman, perkebunan, dan kegiatan pembangunan lainnya telah menyebabkan perubahan pola cuaca dan iklim di berbagai tempat. Perubahan ini dapat diatasi melalui mitigasi dan adaptasi, di mana mitigasi bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, sedangkan adaptasi melibatkan penyesuaian untuk bertahan hidup dalam kondisi iklim yang berubah. Secara fisik, agroforestri memiliki struktur tajuk berlapis dengan sistem perakaran yang bervariasi, sehingga dapat menjadi teknik yang baik dalam menghadapi perubahan iklim. Agroforestri mampu mengontrol iklim mikro, mengurangi risiko longsor, erosi, dan kehilangan nutrisi tanah, serta menjaga keanekaragaman hayati flora dan fauna.Â
- Pengelolaan  agroforestri  bertujuan  untuk  memaksimalkan  keunggulan  dari sistem agroforestri dan meminimalisir kelemahanya, sehingga dapat mencapai kelestarian lingkungan dan kesejahtreaan petani
- Rumusan pengelolaan agroforestri harus spesifik, tepat dan akurat karena setiap daerah memiliki kondisi lahan yang berbeda.
- Melakukan kombinasi penanaman tanaman yaitu, tanaman tahunan, tanaman semusim yang memiliki strata tajuk berbeda dan memberikan produktivitas yang tinggi  sehingga  perdampak  pada  kesejahteraan  petani  serta  dapat  menjaga kelestarian ekosistem.
- Pengembangkan agroforestri dapat dilakukan dengan skala besar yaitu dengan dipraktekan  oleh  pengusaha,  sehingga  memberikan  dukungan  pada pengembangan agroforestri.
- Mengembangkan jaringan kerjasama antar petani.Â
- Pengembangan  pengelolaan  agroforestri  dapat  dilaksanakan  pada  kawasan hutan  baik  itu  melalui  konsep  kehutanan  masyarakat,  pengelolaan  hutan bersama/berbasis masyarakat (PHBM) dan sebagainya.
Beberapa  lembaga  penelitian  atau  perguruan  tinggi,  muncul  kelompok-kelompok ilmuwan yang mempelajari dan mengkaji agroforestri secara ilmiah serta berusaha mengembangkan model-model simulasi sistem agroforestri. Di antara mereka ada yang menghasilkan model-model simulasi yang sudah dikenal luas pada saat ini. Berikut ini disampaikan beberapa model yang telah dikembangkan untuk sistem agroforestri.Â
- Model yang menaksir perubahan kandungan bahan organik tanah, dinamakan CENTURY.Â
- Model yang menaksir perubahan sifat-sifat tanah akibat sistem agroforestri, dinamakan SCUAF (Soil Changes Under Agroforestry)Â
- Model pengelolaan pohon ROTATEÂ
- Model tentang siklus air tanah di bawah sistem tumpangsari tanaman pagar (hedgerow  intercropping),  simulasi  dari hedgerow intervention  berlawanan dengan erosi dan degradasi tanah: SHIELD.
Sistem agroforestri yang terdiri dari berbagai jenis pohon dan tanaman dengan umur yang berbeda memberikan perlindungan yang lebih baik dari kegagalan panen dan fluktuasi pasar( pasar). Dengan demikian, peluang masyarakat untuk berpindah lahan akan berkurang. Sistem ini memiliki daya tahan terhadap perubahan biofisik, ekonomi, dan sosial, yang menjadi faktor kunci dalam adaptasi terhadap perubahan iklim dan perubahan harga pasar. Pengelolaan agroforestri bertujuan untuk memaksimalkan keunggulan dan meminimalkan kelemahan, sehingga tercipta kelestarian lingkungan serta kesejahteraan petani. Setiap daerah memerlukan pendekatan yang spesifik dan tepat dalam pengelolaan agroforestri karena perbedaan kondisi lahan. Kombinasi tanaman tahunan dan musiman dengan tajuk yang berbeda dapat meningkatkan produktivitas serta mendukung kesejahteraan petani dan kelestarian ekosistem. Pengembangan agroforestri juga dapat didorong melalui partisipasi skala besar oleh pengusaha serta kerja sama antar petani. Agroforestri menjadi solusi efektif dalam mencapai pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agroforestri diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan, menjamin kebutuhan hidup masyarakat, serta meningkatkan daya dukung ekologi, terutama di daerah pedesaan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dengan memberikan peluang bercocok tanam guna meningkatkan pendapatan. Dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agroforestri memberikan sumber pendapatan tambahan bagi petani melalui diversifikasi hasil, baik berupa kayu, buah, maupun hasil pertanian lainnya. Sistem ini juga mengurangi risiko gagal panen dan ketergantungan terhadap satu jenis komoditas, sehingga ekonomi masyarakat menjadi lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan demikian, agroforestri berperan penting dalam menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar hutan.Â
Di era globalisasi, pertanian berkelanjutan menjadi sebuah keharusan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan global tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Menggabungkan kearifan lokal dari berbagai belahan dunia menjadi strategi yang menjanjikan.Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi, pertanian berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan ketersediaan pangan dan keseimbangan ekosistem. "Kearifan Lokal Internasional untuk Keberlanjutan menawarkan pendekatan inovatif dengan menggabungkan pengetahuan tradisional dari berbagai belahan dunia. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H