Tahun ini, di hampir penghujung tahun 2024, merupakan tahun terakhir saya di Kanisius. Tidak terasa tahun demi tahun sudah berjalan begitu cepat sampai akhirnya hampir genap enam tahun saya menjadi seorang Kanisian. Teringat samar saat pertama kali saya menginjakkan kaki di gerbang Menteng Raya 64, Kolese Kanisius begitu mengintimidasi dengan reputasinya yang tinggi. Bangunannya yang bergaya Eropa, sporthall dan lapangannya yang sangat luas, dan juga para kakak kelas yang saat itu, bagi saya yang masih berukuran kurang dari 150 sentimeter, sangat tinggi-tinggi dan terlihat dewasa.Â
Atmosfer yang sangat menegangkan bagi seseorang yang baru lulus SD dan menjadi satu-satunya murid yang diterima dari sekolah saya sebelumnya. Perasaan takut berbuat salah menghantui saya saat itu. Setiap informasi yang disampaikan baik oleh kakak kelas maupun guru, saya catat dengan seksama. Tidak ada informasi yang saya lewatkan karena saya tidak mau gagal dalam kuis atau tergagap-gagap saat ditanya. Saat itu, AMDG - Ad Maiorem dei Gloriam - dan ajaran Santo panutan kita, Ignatius de Loyola, masih terasa asing dan baru.Â
Pandemi COVID-19 sempat menjadi penghalang bagi saya dalam mengenal Kanisius karena secara praktis, semua akses informasi dan interaksi langsung tertutup. Walaupun demikian, saya tetap mengakui bahwa Kolese Kanisius selalu menjadi yang terdepan, baik saat kondisi normal, maupun saat Pandemi.Â
Pihak sekolah, mulai dari Moderator sampai semua guru-guru dengan sigap menyiapkan berbagai platform pembelajaran daring yang membuat saya dan teman-teman tetap berkembang dengan baik - tidak sekedar dari sisi keilmuan, tetapi juga sikap dan nilai hidup. Saat masa pandemi hampir usai, rasanya antusiasme saya meluap karena akan kembali bertemu dengan teman-teman saya, yang notabene laki-laki semua, berlari dan bermain di Gunung Putri. Terima kasih kepada Pater Edu yang sudah membuat hal ini menjadi kenyataan. Dari Kanisius yang menegangkan, berubah menjadi Kanisius yang penuh solidaritas dan kebersamaan.Â
Menginjak kelas X, Kanisius sudah menjadi rumah kedua saya. Kami pun sudah dibanjiri dengan berbagai kepanitiaan dan partisipasi aktif di acara - acara yang bersifat fisik, seperti kompetisi bola, tarik tambang, dan sebagainya. Namun, dari semua acara tersebut, ada acara yang sangat spesial bagi semua siswa SMA Kanisius, yaitu acara Ignatian Leadership Training (ILT). Acara ILT merupakan kekhasan Kanisius yang bertujuan untuk membangun pribadi siswa serta memberikan kesempatan siswa untuk beradaptasi ke dalam dinamika Kanisius.Â
Tradisi ILT sudah berjalan sejak abad ke-20. Mengintip di satu laman, salah satu alumni, Andreas Billyarta yang mengikuti acara tersebut di tahun 2014, memberikan pernyataan yang tidak jauh dari pandangan saya mengenai ILT, yang waktu itu bernama Percasis, sebagai berikut "Percasis benar-benar melatih kesabaran, mental, fisik, serta tanggung jawab.Â
Selain itu, Percasis mengajarkan saya untuk bisa saling berkoordinasi sekaligus menghargai satu sama lain. Dari segi acaranya sendiri, saya sangat menyukai acara bersenang-senang. Tetapi, acara itu justru melatih kita supaya dapat membedakan kapan harus bersenang-senang dan kapan harus serius, terutama saat kita melakukan suatu kesalahan. [Percasis] Mengutamakan kejujuran, kerajinan, dan solidaritas".Â
Bagi saya sendiri, ILT tentunya sangat berkesan. Saat mengikuti ILT, saya dapat merasakan tantangan - tantangan berat. Namun, setelah melaluinya, saya dapat merasakan pertumbuhan mental yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih teguh. Tidak hanya pribadi yang teguh, saya juga lebih mengenal nilai - nilai kehidupan yang sesuai ajaran Ignatius.Â
Di awal tahun ajaran kelas XII ini, saya berkesempatan untuk menjadi tutor di acara ILT bagi siswa  kelas X. Inilah saatnya saya mempraktekkan apa yang sudah saya pelajari dan dapatkan sebelumnya kepada adik kelas. Di usai acara ILT tersebut, saya sangat berharap tongkat estafet yang saya juga dapatkan dari kakak-kakak kelas dan alumni, berupa nilai - nilai seperti kejujuran ataupun solidaritas akan selalu muncul dari generasi ke generasi. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H