Mohon tunggu...
Yedija Adika Pentamea D
Yedija Adika Pentamea D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Manusia anti ribet

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klitih, Mencari Validasi Demi Jati Diri

2 Desember 2024   23:24 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lagi dan lagi, kasus kejahatan jalanan yang sering dijumpai di malam hari, terlebih di Kota Yogyakarta, tidak lain adalah "klitih". Lucunya, para pelaku adalah remaja-remaja dibawah umur yang masih menginjak bangku sekolah menengah. Belum memiliki SIM tapi gayanya sudah seperti pemilik jalanan. Senjata tajam di tangan atau biasa disebut "CR" adalah benda penting yang tidak bisa dilepaskan dari mereka. Aneh, sebenarnya apasih tujuan para gangsters sampai bikin celaka orang lain? Butuh berapa nyawa di tangan mereka supaya mereka dikenal hebat oleh teman-temannya?

      "Menyusuri jalan yang salah dengan kepercayaan yang penuh", mungkin kalimat ini dapat mengimplementasikan mereka yang sudah terjerumus dalam "lingkaran setan" ini. Kebebasan yang salah dipergunakan inilah yang membuat mereka semakin terlepas dari hidup sosialnya. Pergi malam dan tidak pulang sudah jadi hal lumrah buat mereka. Peduli apa mereka dengan omongan orang tua? Semakin dibebaskan semakin senang untuk keluyuran. Lantas, apa yang membuat klitih-klitih itu berani melalukan aksinya?

        Desakan dari ketua gank menjadi salah satu alasan pelaku-pelaku itu berani melakukan aksinya. Pulang membawa darah korban di "CR" mereka menandakan keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Menyeretkan "CR" atau gear di jalan adalah ciri khas saat melakukan aksinya. Tapi, gimana kalau tidak mendapatkan korban? Yang didapat hanya makian dari gerombolan mereka sendiri. Pelaku mendapatkan intimidasi karena tidak berhasil melakukan aksinya. Apasih faktor yang menyebabkan mereka lebih senang dengan kehidupan yang salah itu?

      Keluarga menjadi tembok yang penting bagi perjalanan hidup tiap anggota keluarganya. Tak terkecuali bagi keluarga para pelaku. Entah sudah dinasihati berapa kali oleh keluarganya atau malah dibebaskan adalah dua faktor yang dapat menentukan kelanjutan hidup pelaku. Kadang, permasalahan faktor internal dalam keluarga menjadi pintu awal untuk mereka berani melampiaskan kemarahannya. Kekerasan, tidak mendapat perhatian, dan masalah ekonomi dapat menjadi alasan mengapa mereka untuk melakukan "klitih". Tidak adanya dukungan orang tua menyebabkan mereka melampiaskan kekesalan mereka dengan hal-hal yang tidak benar.

      Tempat tinggal pastinya ikut ambil bagian dalam kepribadian mereka. Lingkungan yang ricuh, tidak kondusif, dan relasi sekitar yang juga mendukung kegiatan itu menyebabkan rasa aman dalam diri mereka. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan mereka dapat "mencuci otak" mereka bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan. Solidaritas mungkin memang dijunjung tinggi, namun pemahaman ini dapat menjadi "bumerang" untuk mereka. Bagi pelaku yang masih baru, rasa inilah yang ingin mereka dapatkan, sehingga mereka merasa nyaman untuk berbaur dengan lingkungan yang toxic ini.

      Jangan lupakan juga faktor internal dari diri mereka sendiri. Kepribadian yang buruk sejak dini menumbuhkan sifat buruk untuk masa depannya. Sebenarnya banyak dari mereka kurang memiliki rasa percaya diri dan menganggap dirinya rendah. Dengan pemikiran yang seperti itu, membuat mereka ingin mencurahkan ke hal-hal negatif sehingga mereka mendapatkan "panggung" dalam hidupnya. Emosi yang tidak stabil juga menjadi faktor pelaku melakukan kejahatan jalanan tersebut. Psikologis mereka juga perlu diperhatikan. Rasa ingin tau tentang kehidupan malam juga dapat menjadi salah satu faktor mereka terjerumus dalam klitih. Frustasi dengan kehidupan pribadi juga menjadi faktor mereka ingin mencari hal baru dalam hidupnya.

     Permasalahan ini sangat penting untuk ditindaklanjuti karena sudah sangat sering terjadi dan memakan banyak korban. Banyak langkah yang dapat dijalankan untuk mengatasi klitih yang sering terjadi. Beberapa upayanya diantara lain:

  • Kolaborasi pihak keamanan dengan pemerintah

Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan dapat mengurangi maraknya klitih yang terjadi di setiap malam. Keamanan yang lebih terpadu akan mencegah mereka untuk beraksi di malam hari.

  • Pendampingan psikologis bagi pelaku

Kita tidak tau apa yang sebenarnya dirasakan oleh pelaku, maka dari itu perlu adanya pendampingan khusus kepada pelaku supaya mendapat pandangan yang lebih baik untuk kedepannya.

  • Wujudkan keluarga dan lingkungan yang aman dan nyaman

Pondasi yang baik akan menguatkan suatu bangunan. Begitu juga dalam hal keluarga dan lingkungan, kedua faktor ini penting bagi mental dan psikis pelaku. Adanya kenyamanan bagi pelaku, akan menghambat keinginan mereka untuk melakukan tindakan kriminal.

  • Cari relasi yang baik

Pertemanan cukup penting untuk diperhatikan dalam hal ini. Kesalahan memilih pertemanan dan pergaulan, dapat memengaruhi kearah yang buruk. Kebiasaan buruk pergaulan, akan menghasut pelaku untuk mengikuti kearah jalan yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun