oleh : Yedida Ayuningtyas, Fanny Viandini Rahayu, Patrisha Ramadhiani
Obesitas adalah adanya penumpukan lemak secara berlebih akibat dari tidak seimbangnya energi yang masuk dengan energi yang digunakan oleh tubuh dalam waktu yang lama [1]. Sementara, anemia merupakan kondisi di mana konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah <12 g/dL untuk wanita usia subur (WUS) dan <11 g/dL untuk balita [2].
Hubungan Obesitas dan Anemia
Penelitian dari Indonesia oleh Dieny et al. (2019) menemukan bahwa pada responden persentase WUS dengan IMT normal yang mengalami anemia adalah 18% sedangkan pada WUS obesitas yang mengalami anemia didapatkan persentase 26% jika ditinjau dari indikator Total Iron Binding Capacity (TIBC) [3].Â
Penelitian lain oleh Al-Attar et al. (2020) di Baghdad juga menyatakan bahwa pada responden terdapat 40.66% wanita yang mengalami anemia pada wanita overweight dan obesitas dengan persentase paling tinggi pada wanita dengan kategori obesitas tingkat 3 [4]. Â
Kondisi obesitas berpengaruh terhadap hepsidin yang berkaitan dengan penyerapan zat besi. Penelitian menemukan bahwa penyerapan zat besi makanan pada wanita overweight/obesitas lebih rendah dibandingkan dengan wanita dengan IMT normal. Selain itu, efek peningkatan oleh asam askorbat pada penyerapan zat besi pada wanita overweight/obesitas hanya setengah dibandingkan pada wanita dengan IMT normal.Â
Ini artinya rendahnya zat besi pada obesitas tidak berhubungan dengan asupan makanan. Kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak dengan mengganggu efektivitas suplementasi zat besi. Hal tersebut menyebabkan anak-anak dengan obesitas memiliki risiko hingga dua kali lipat lebih tinggi untuk tetap kekurangan zat besi meskipun telah mengonsumsi suplementasi zat besi [5].Â
Pada WUS, dampak obesitas terkait anemia diketahui memiliki pengaruh penting pada kualitas kehidupan selanjutnya (intergeneration impact). Permasalahan akibat obesitas dan anemia lebih kompleks, seperti risiko gangguan kognitif, kehamilan risiko tinggi, kelahiran prematur dan BBLR, peningkatan gejala depresi dan anemia pada ibu setelah melahirkan, peningkatan angka kematian ibu, serta risiko morbiditas tinggi akibat infeksi dan penyakit tidak menular yang dapat berlanjut pada anak yang dilahirkannya [6].
Pencegahan Obesitas dan Anemia Â
Obesitas dapat dicegah dengan mengkonsumsi cukup sayuran hijau dan buah berwarna, tidak merokok dan minum minuman beralkohol, tingkatkan konsumsi karbohidrat kompleks, membatasi konsumsi karbohidrat sederhana (gula), gorengan, dan lemak trans, makan dengan teratur, porsi sedikit tapi sering, serta biasakan makan dengan model piring makan T.Â