Mohon tunggu...
desianiyudha
desianiyudha Mohon Tunggu... -

lifelong escapades

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Mati

4 Juni 2013   13:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak ada manusia yang sempurna, setiap

yang hidup pasti pernah berbuat dosa”

Allah maha adil, Allah tidak pernah dzalim kepada hambaNya. Kata-kata itulah yang sering saya ucapkan pada diri saya sendiri ketika hati sedang galau, suntuk, dan kecewa karena apa yang diharapkan tidak terpenuhi. Kadang dalam hati ini merasa kecewa dan bertanya kenapa hidup saya seperti ini? Duh, Gusti ampunilah hambamu ini yang selalu mengeluh.

Pertanyaan yang sering muncul dalam diri saya adalah, kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa hidup saya tidak lengkap, kenapa saya begini ,kenapa mereka begitu, dan beribu kata kenapa yang semua nya merupakan bentuk protes kepada ALLAH. Astaghfirullah , ampuni aku Ya Robb.

Saya  adalah seorang hamba yang penuh dosa tapi tidak pernah mau mengakui kesalahan dan terus menntut Tuhan untuk mau mengerti saya. Betapa dzalim dan hinanya saya. Saya telah banyak melakukan dosa dan menyakiti diri saya sendiri, lalu meminta kepada ALLAH supaya mengampuni dosa saya, tapi sama sekali tidak ada iktikat untuk meninggalkan dosa. Sungguh saya adalah hamba yang tak tau diri.

Suatu, hari saya merasakan kejenuhan yang luar biasa. Jenuh dengan hidup saya dan jenuh dengan segala rutinitas saya. Selain itu, saya masih “istiqomah” melakukan dosa. Astaghfirullah. Pada saat masa jenuh itulah, saya melarikan diri dengan tidur berharap telah bangun semua kejenuhan saya hilang. Dalam tidur saya, bermipi yang sangat mengerikan dan mungkin itu adalah tanda dari ALLAH agar saya segera bertubat dan kembali ke jalan yang benar.

Dalam mimpi saya, saya melihat jasad saya sendiri sedang terbujur kaku. Tidak satupun orang yang memperdulikan saya. Saya melihat diri saya memakai jilbab coklat sedang terbujur kaku dan tidak beryawa. Saya panik, dan kebingungan tapi anehnya orang disekitar saya hanya diam dan berkata “dia, sudah mati” tanpa mau menolong saya. Saya melihat jasad saya sambil terus kebingungan, bagaimana ini? Bagaimana? Hanya itu yang ada dipikiran saya. Saya tidak mungkin kuat menahan siksa Allah. Saya takut dan bingung karena saya sudah meninggal itu artinya saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan tinggal menunggu siksa dari ALLAH. Saya terus memohon kepada ALLAH agar saya dihidupkan lagi agar saya bisa bertaubat dan berbuat baik dalam sisa hidup saya.

Masyallah, mimpi itu begitu menakutkan. Sungguh ALLAH begitu sayang kepada hambaNya. ALLAH begitu sayang kepada saya, dan tidak ingin saya terus berbuat dosa. ALLAH ingin saya menjadi orang yang baik. Ya ALLAH, beri hamba kekuatan untuk berbuat kebaikan disisa umur yang sedikit ini.

Saya tidak patut untuk mengeluh, karena sesungguhnya ALLAH maha adil dan begitu sayang pada saya. Saya harusnya lebih bisa bersyukur dengan segala apa saya punyai karena itu adalah pemberian terbaik dari ALLAH. Mimpi itu telah menyadarkan saya bahwa hidup di dunia ini terlalu singkat, jadi harus bisa berbuat terbaik untuk hidup kita. Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

Bismillah, memulai hidup baru dengan penuh syukur dan semangat. Jangan pernah takut karena ALLAH selalu bersama kita dan memberi terbaik untuk kita :)

Kediri, 2 Juni 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun