Mohon tunggu...
Yeda Hendrayana
Yeda Hendrayana Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Belajar dari Istri yang Mencuci Piring

15 Desember 2011   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Tuhan memberikan saya:
kedamaian untuk menerima hal yang tak bisa saya ubah,
keberanian untuk mengubah hal yang bisa saya lakukan,
dan ..kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya. "

(Cerita tentang seorang teman)
Beberapa tahun yang lalu, ia menderita sakit perut yang amat sangat.
Ia akan terbangun dua atau tiga kali setiap malam, tidak bisa tidur
karena rasa sakit yang hebat ini. Ia mengira menderita kanker atau
setidaknya, bisul perut. Ia kemudian pergi ke sebuah klinik di kota,
untuk pemeriksaan. Dokter spesialis perut, memeriksanya dengan
fluoroskop dan mengambil X-ray dan memberi obat tidur dan meyakin-
kannya bahwa sebenarnya ia tidak menderita radang perut atau kanker.
Sakit perut yang dirasanya, hanya disebabkan oleh strain emosional.
Dokter menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba untuk melakukan
terlalu banyak pekerjaan. Memang selama itu, beberapa pekerjaan
selalu dia kerjakan bersama dengan sejumlah kegiatan lainnya.
Ia bekerja di bawah tekanan konstan. Ia tidak pernah bisa bersantai.
Selalu tegang, bergegas, dan sampai ke titik di mana ia sangat
merasa khawatir tentang segala hal. Atas saran Dokter, akhirnya ia
sesekali mengambil libur untuk menghilangkan sebagian tanggung-jawab
pekerjaan dan kegiatannya. tetapi ia masih merasa khawatir akan
pekerjaannya yang kemarin , hari ini bahkan untuk pekerjaan esoknya .

Suatu hari ketika sedang melihat istrinya, ia baru menyadari bahwa
istrinya bernyanyi saat sedang mencuci piring. Dan ia berkata
kepada dirinya sendiri:  " Coba dengar, betapa bahagia istri anda.
Pernikahan anda sudah 15 tahun, dan selama itu pula ia telah
mencuci piring. Coba seandainya ketika anda berdua baru menikah,
istri anda dapat melihat ke masa depan dan melihat semua piring
yang harus ia cuci selama lima belas tahun. Tahun yang terbentang
di depan itu, dan tumpukan piring kotor yang segunung, pastinya
akan sangat mengejutkan bagi wanita mana pun. "
Lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: "Alasan istri saya tidak
keberatan mencuci piring karena dia mencuci piring hanya pada
satu hari itu, pada sekali waktu. Lalu saya melihat apa masalah
saya?, saya berusaha untuk mencuci piring yang kemarin, hari ini,
bahkan piring yang belum kotor sekalipun. Saya melihat betapa
bodohnya tindakan saya. Saya merasa malu pada diri saya  sendiri.
Semenjak itu, kekhawatiran tidak mengganggu saya lagi sekarang.
Tidak ada lagi sakit perut. Tidak ada lagi insomnia. Kegelisahan
kemarin saya lemparkan ke dalam keranjang sampah, dan saya
harus berhenti mencoba mencuci piring kotor jatah besok, pada
hari ini"

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
catatan tambahan:
"Beban masa depan, ditambahkan dengan yang kemarin, yang
dikerjakan bersama beban hari ini, akan membuat kekuatan kita
goyah ".

(By: Yeda Hendrayana ............              Depok Desember 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun