Mohon tunggu...
Humaniora

PKM-M USD KE BUTIK RAJA: Latih Membatik bagi Penyandang Disabilitas

17 Juni 2016   21:19 Diperbarui: 19 Juni 2016   11:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PKM-M Ke Butik Raja Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari Donald Ivantoro (BK), Cristian Ade P (BK), Thomas Govanis (BK), Fatriyani (Akt) dan Alvin Alfian (Man) dengan dosen pembimbing Dr. Gendon Barus, M.Si. melaksanakan program pendampingan  keterampilan membuat batik motif aksara Jawa bagi disabilitas di Panti Asuhan Bina Siwi, Pajangan, Bantul. Tujuan pendampingan adalah meningkatkan produktivitas, soft skills, dan melestarikan kebudayaan Jawa bagi Disabilitas. Tim PKM-M Ke Butik Raja ini menyelenggarakan kegiatan meliputi pendampingan membuat batik bermotif aksara jawa, mulai dari membuat pola, mencanting, pewarnaan dan melorot. Kegiatan ini terlaksana selama tiga bulan, April-Juni 2016.

Pendampingan membuat batik adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas bagi Disabilitas. Harapannya mereka tidak hanya sekedar bergantung pada orang lain, tetapi mampu berkarya menghasilkan sebuah kerajinan yang dapat mendatangkan pendapatan. Selain itu, membatik adalah sebuah proses untuk meningkatkan soft skills(kerja sama, ketekunan, kerja keras, sikap mandiri dan kreativitas). Kegiatan pendampingan ini juga dalam konteks pendidikan masyarakat Jogja Istimewa, khususnya bagi Disabilitas. Menjadi manusia yang bernilai, bermartabat dan mencintai budaya Jawa merupakan hak bagi mereka.

Pendampingan dimulai dari membuat pola batik. Pembuatan pola batik diikutii oleh 20 partisipan. Antusias anak sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan molaniitu. Selanjutnya, proses mencanting yang dilakukan oleh anak. Umumnya anak sangat antusias meskipun dalam mencanting mereka masih mengalami kesulitan, tetapi mereka tetap berusaha sampai selesai. Terakhir adalah proses pewarnaan dan pelorotan malam. Proses pewarnaan dan pelorotan ini diikuti oleh 10 partisipan saja, karena tim PKM-M hanya memilih anak disabilitas yang tahan terhadap bahan pewarna kimia batik dan pelorot malam batik.

Proses Mencanting
Proses Mencanting
Tim PKM-M memilih motif aksara Jawa sebagai upaya pelestarian aksara Jawa yang dikombinasikan dengan batik. Motif aksara Jawa bermuatan nilai-nilai filosofi Jawa, seperti ajinining diri dumunung ana ing lathi, Aja leren lamun durung sayah, dan satu nilai yang khas Sanata Dharma memanusiakan manusia.

Kegiatan ini memiliki luaran yaitu anak penyandang disabilitas di Panti Asuhan Bina Siwi mampu membuat batik motif aksara Jawa, keterlibatan aktif anak disabilitas dalam menghasilkan karya batik, pertumbuhan kualitas kepribadian anak disabilitas sebagaimana layaknya manusia berharga dan tumbuhnya partisipasi aktif anak penyandang disabilitas dalam upaya pelestarian budaya Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun