Mohon tunggu...
Yosepha D
Yosepha D Mohon Tunggu... Mahasiswa - VL-XXI

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ini Pentingnya Implementasikan Jurnalisme Keberagaman

25 Maret 2017   22:53 Diperbarui: 28 April 2017   15:40 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Yogyakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) mengadakan diskusi bedah buku terkait ragam jurnalisme baru. Pembahasan mengenai jurnalisme tersebut berada di Auditorium Gedung Bunda Teresa, pada Jumat (24/3).

Usman Kansong, Direktur Pemberitaan Media Indonesia baru saja meluncurkan buku berjudul “Jurnalisme Keberagaman”. Buku tersebut mendapat sambutan positif dari beragam pihak, baik akademisi, jurnalis, dan aktivis.

Buku Jurnalisme Keberagaman ini tercipta karena adanya politik identitas. Setelah Indonesia mengalami era reformasi, tiap kelompok berani menunjukkan identitasnya.

“Buku ini lahir karena kesadaran ketika Indonesia masuk era reformasi. Ada politik identitas. Kita berani menunjukkan identitas kita. Di sisi lain, kelompok arus utama merasa terancam, sehingga sering adanya penyerangan terhadap kelompok minoritas,” jelas Usman untuk mengawali diskusi pada siang itu.

Jurnalisme keberagaman berfokus pada keragaman dan perbedaan. Jurnalisme tersebut juga mengusung prinsip advokasi dan empati. Selain itu juga mengedepankan hak asasi manusia dan membela korban yang rata-rata berasal dari kelompok minoritas. Salah satu unsur yang ditekankan dalam jurnalisme keberagaman yang cakupannya lebih luas dari jurnalisme damai adalah berperspektif gender.

Diskusi tersebut menghadirkan beragam pihak. Lukas Ispandriarno sebagai akademisi sekaligus dosen FISIP UAJY. Sedangkan pihak media diwakili oleh Widiarsi Agustina (Kepala Biro Tempo DIY dan Jawa Tengah). Aktivis pun tak ketinggalan, Agnes Dwi Rusjiyati dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika. Moderator dari diskusi tersebut adalah Anang Zakaria (Ketua Aliansi Jurnalis Independen).

Buku Jurnalisme Keberagaman memberi perspektif baru dalam ragam jurnalisme. Cara-cara dan sikap yang sebaiknya dilakukan oleh media, agar lebih mengedepankan empatinya.

“Independensi mutlak ketika membahas keberagaman. Jurnalis sekarang tidak tersekat-sekat. Pola pikir yang terbuka menjadi sangat penting. Buku ini menarik karena memberi perspektif baru dan (pedoman) media harus bersikap,” aku Widiarsi Agustina, jurnalis senior Tempo tersebut.

Jurnalisme keberagaman memang erat kaitannya dengan unsur kedamaian. Jurnalisme damai merupakan bagian dari jurnalisme keberagaman. Sebab tidak hanya digunakan saat konflik saja, namun gender pun menjadi bahasan dalam jurnalisme keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun