Buon Giorno. Welcome to Indonesia, Pope Francis. Jutaan hati merindukan sapaan teduhmu. Terutama jiwa-jiwa yang telah lama menunggu terjadinya keajaiban, pun hati yang lelah menanggung beban hidup, serta mereka yang berupaya mengisi ruang-ruang kosong kejujuran dan keadilan.
Hi, Pope. Paus Fransiskus. Terharu rasanya melihatmu, meski dalam lelah perjalanan panjangmu, yang tetap tersenyum, menyambut dan memeluk anak-anak yang datang dengan lembut dan hangat.
Sederhana, bukan saja soal penampilan fisik, tetapi lebih pada sikap hati dan kerendahan hati untuk memilah-memilih sesuai dengan kebutuhan bukan selera atau keinginan semata.
Orang-orang menaruh hormat pada kesederhanaanmu, bukan saja dari pilihan-pilihan yang kauputuskan; sepatu lama yang dikenakan, kendaraan secukupnya, dan menginap di tempat di kedutaan Vatikan, seperti yang selama ini dihidupi.Hi, Pope. Mungkin saja kedatanganmu adalah kemauan semesta. Saat dunia mengagungkan kemewahan dan popularitas, kau datang menjadi antitesis. Saat semesta berkabung atas banyaknya kekerasan, kau datang membawa pesan perdamaian. Saat kekuasaan menjadi cara keserakahan, kau datang, berjalan ringan tanpa kelekatan. Â
Pope, tinggalkan kedamaian selamanya untuk Indonesia! Terima kasih kunjungannya. Gracias
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H