Mel berdiri, diambilnya anak panah dan dilemparnya ke dartboard, nyaris menancap di tengah lingkaran.
"Kau bacalah sendiri. Aku sudah kehilangan akal!"
Broto sejenak terdiam.Â
"Sudah kubilang dari awal, kau tak berbakat jadi akuntan. Kau malah asyik menghitung pengeluaran, bukan pemasukan!"
Mel tak bereaksi.Â
Tapi, mulut Mel bergerak-gerak seolah menirukan Broto yang sedang bicara hal yang sama, untuk ke seratus kalinya.
"Aku muak!"
Broto menahan nafas.Â
"Aku sudah lebih dulu muak, Mel. Sepanjang hidup miskin, miskin, dan miskin."
Cahaya bulan jatuh ke ruang tamu, melalui sela-sela kaca nako.
Mel terdiam, lalu tersenyum.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!