Untuk seorang ratu, yang hanya kutahu namanya dari layar kaca
Pada akhirnya, semua akan berakhir di titik waktunya. Dalam tiap-tiap hela nafasnya, selalu tertulis hidup untuk siapa, dan bukan hidup karena apa. Bukan. Ini perjalanan, atau peziarahan kata orang-orang pecinta Tuhan, dari waktu ke waktu yang tak kenal lelah, menghitung hari demi hari, di balik kastil istana yang megah, semegah-megahnya.
Mungkin kalian lupa, atau tidak pernah tahu dengan pasti, kapan akan kulepas mahkota. Bukan. Bukan aku tak mau beringsut dari kemegahan ini. Bukan pula karena sekadar menjalankan kewajiban. Bukan. Aku mencintai dunia, seperti aku mencintai rakyatku, tanpa kututup-tutupi. Ssst... kecuali satu, tentang putri diana, biarlah tetap menjadi rahasia.
Pada akhirnya, semua akan pergi.Â
Pada akhirnya, aku harus pergi, anakku harus naik tahta.Â
Hanya satu yang kupinta: makamkan aku di sebuah pulau, dengan telaga jernih tanpa warna. Pulau keabadian, pulau kedamaian.
Depok, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H