Mohon tunggu...
dendy sefiaardani
dendy sefiaardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fanatisme Berlebihan di Kalangan Otaku: Menggali Dampak dan Jalan Keluar

31 Maret 2024   09:50 Diperbarui: 31 Maret 2024   11:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ini ramai terdengar istilah otaku ditelinga kita. Otaku merupakan istilah yang berasal dari bahasa jepang untuk mendeskripsikan seseorang yang menekuni suatu hobi secara mendalam. Pada saat ini kata otaku lebih identik dengan seseorang yang gemar akan budaya jepang seperti anime, manga, game dan sebagainya. Namun, karena kegemarannya yang berlebihan itu para otaku cenderung memiliki sikap fanatisme terhadap apa yang mereka sukai.

Fanatisme merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki obsesi berlebihan terhadap suatu hal dan sulit untuk menerima pendapat dari orang lain. Pada kalangan otaku, fanatisme kerap kali berkaitan dengan karakter anime, game, atau hal lain yang bahkan dapat menyebabkan depresi jika tidak memenuhi harapan mereka.

Fanatisme berlebihan di kalangan otaku memiliki dampak buruk baik dari segi fisik maupun psikologis bagi para otaku dan juga lingkungan sekitar mereka. Secara individu fanatisme dapat menyebabkan kurangnya kualitas hidup sehari hari karena kecenderungan berdiam diri dikamar dan pola makan dan tidur yang tidak teratur. 

Serta dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti sikap delusional hingga depresi. Sedangkan dampak sosialnya adalah meningkatkan stereotip buruk pada masyarakat sehingga mereka sulit untuk bergaul dan diterima pada lingkungan masyarakat.

Pada dasarnya kesukaan seseorang terhadap sesuatu merupakan suatu hal yang wajar selama masih dalam batasan tertentu. Dan fanatisme tidak selalu berdampak buruk. Oleh karena itu pentingnya kesadaran untuk mengelola waktu dengan baik dan menjaga keseimbangan antara kehidupan nyata dan kehidupan dunia maya dengan baik harus lebih ditekankan.

Menurut saya, untuk mengatasi fanatisme berlebihan di kalangan otaku diperlukan dukungan dari orang sekitar terutama keluarga untuk memberikan pendidikan terkait kesehatan mental dan keseimbangan hidup serta menyadarkan akan dampak negatif dari fanatisme yang berlebihan. Sehingga menyukai anime dan budaya jepang lainnya merupakan pengalaman bermakna dan tidak membawa dampak negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun