Mohon tunggu...
Yusika Brilliantama Mayang T
Yusika Brilliantama Mayang T Mohon Tunggu... Full Time Blogger - International Relations Students

Yusika Brilliantama Mayang Tristanty, warga Indonesia Asli yang berasal dari daerah Banjarnegar, Jawa Tengah. Namun kini berdomisili Ngawi, Jawa Timur, Karna sedang menempuh studinya di Universitas Darussalam Gontor, dan mengambil program Studi Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang dalam Diplomasi Masa Rasulullah Saw

30 Oktober 2019   17:16 Diperbarui: 30 Oktober 2019   17:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perang merupakan salah satu Strategi Diplomasi yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam menjalankan misi diplomatiknya dalam menyebarkan Agama Islam. Perang yang dilakukannya merupakan dalam kategori Soft Power karena disini Rasul Saw selalu menjaga terjadinya pertumpaham darah dalam setiap terjadnya perang. selain itu perang dilakukan untuk upaya mempertahankan kedaulatan Islam. 

Semasa hidupnya, Rasul Saw sebagai pemimpin Agama, Pemimipin Pemerintahan, Pembuat Hukum, Hakim, sekaligus Panglima Perang. Beliau tidak pernah membalas kekejaman kaum Quraisy terhadap Umat Islam. Kemudian turunlah Ayat Allah Swt tentang perintah perang. Yang dijelaskan dalam Qs. Al-Hajj ayat 39 dengan arti : " Diizinkan (berperang) bagi orang - orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka mendzalimi, dan sungguh Allah Swr maha kuasa menolong mereka itu".

Dengan diturunkannya ayat tersebut, bukan umat islam bebas untuk memerangi siapa yang tidak tunduk terhadap Islam. Namun perang yang dimaksudkan adalah perang untuk pertahanan diir dari ancaman yang ada. Semas hidup Rasul Saw telah mengalami dan ikut serta dalam peperngan sebanyak 27 kali. MSebagai Komandan utama perang, Rasul saw memiliki hak untu menunjuk langsung para umatnya yang terlibat dalam perang. Termasuk penentuan Strategi perang dipimpin langsung oleh Rasul saw dengan jalan kerjasama dengan para sahabat - sahabatnya. Beliau juga yang menunjuk langsung jendralnya yang membawa panji/ bendera perang. Bendera yang memiliki arti dan lambang yang agung. 

Ketika sedang dalam peperangan, beliau menunjuk penggantinya untuk memimpin pemerintahannya untuk sementara waktu, guna tidak ada kekosongan kekuasaan pada masa perang sedang berlangsung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun