Mohon tunggu...
Yazid Fathoni
Yazid Fathoni Mohon Tunggu... Pustakawan - Santri

Santri pustakawan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mukadimah Tulisan

18 Agustus 2021   04:55 Diperbarui: 18 Agustus 2021   05:02 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Entah karena apa faktornya saya tidak tahu. Entah karena budaya meniru yang begitu melekat pada diri kita. Ataupun kita terlalu menjunjung tinggi nilai ajaran leluhur, sehingga mengubah kata pun kita enggan. Atau gimana. Namun yang jelas tidak ada nilai sastra dalam isinya. 

Jarang saya temukan penceramah atau seorang yang berpidato menggunakan mukaddimah dengan bahasa yang indah nan sastrawi. Kebanyakan ya kembali itu-itu aja.

Hal ini tentu berbeda dengan budaya arab. Saya yakin, jika anda membuka kitab 1000 judul saya berani jamin isi muqaddimahnya pasti berbeda. Saya kira para ulama punya standar dan gengsi sendiri dalam menulis muqaddimah.

Entahlah, kadang saya sendiri ketika bicara di depan umum mukaddimahnya juga itu-itu juga. Males sih mau mikir mukoddimah lawong inti omongannya aja kadang belum siap. heheheh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun