Isi Piringku merupakan program yang tengah digaungkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai upaya pencegahan stunting dan peningkatan konsumsi makanan bergizi di masyarakat. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, 95,5% masyarakat Indonesia berusia 5 tahun keatas masih kurang mengonsumsi sayur dan buah dari 5 porsi dalam sehari (Atasasih & Mulyani, 2022). Hal ini tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi setiap golongan, terutama pemerintah dalam persiapan untuk menyambut Indonesia Emas. Mahasiswa sebagai bagian dari agen perubahan tentu harus ambil peran dalam upaya peningkatan konsumsi makanan bergizi di masyarakat. Penulis selaku bagian dari kelompok 9 KKN Tematik  yang berlokasi di desa Tungkaran, Kecamatan Pelaihari juga turut ambil bagian dalam upaya peningkatan tersebut dengan memberikan penyuluhan kepada siswa kelas 4 UPTD SDN 1 Tungkaran. Tentu besar harapan penulis setelah ini mereka menjadi lebih terbuka dan mau untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin selaku Perguruan Tinggi Swasta yang juga fokus pada kesehatan turut ambil bagian dengan mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Stunting 8 yang berisikan mahasiswa  dari berbagai program studi. KKN Tematik Stunting 8  mencakup 3 kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Banjar. Penulis termasuk kedalam kelompok 9 yang ditempatkan di desa Tungkaran, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Desa Tungkaran memiliki 1 unit lembaga pendidikan dasar dan 1 unit lembaga pendidikan kanak-kanan (TK).
Berdasarkan hasil bincang singkat dengan orang tua siswa dan juga beberapa siswa UPTD SDN 1 Tungkaran, penulis menemukan fakta bahwa anak-anak di desa Tungkaran masih jarang dalam mengonsumsi sayur dan juga buah-buahan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak cenderung enggan untuk memakan sayur saat mengonsumsi makanan pokok karena merasa bahwa rasa sayur itu tidak enak. Beberapa anak bahkan menolak saat disuguhkan sayur oleh orang tuanya saat makan bersama dirumah. Hal ini tentu menjadi alasan kuat bagi penulis untuk memberikan penyuluhan "Isi Piringku" kepada siswa-siswi UPTD SDN 1 Tungkaran untuk memberikan wawasan dan penyadaran bahwa sayur tersebut sebenarnya penting dan sangat bermanfaat dalam proses tumbuh kembang mereka.
Alasan lain penulis memberikan penyuluhan kepada siswa SD adalah karena anak sekolah merupakan salah satu dari kelompok rentan gizi dan yang paling mudah menderita kelainan gizi (Maharani, Majid, & Rini, 2022). Anak sekolah dasar yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat, baik segi fisik, kecerdasan intelektual, emosional, dan mental (Maharani, Majid, & Rini, 2022). Hal ini membuat anak sekolah, terutama sekolah dasar sangat memerlukan asupan gizi yang baik dalam menunjang proses tumbuh kembangnya. Tentu besar harapan kita agar anak-anak kita tumbuh dengan sehat dan memiliki mental yang baik karena merekalah nanti yang akan meneruskan perjuangan untuk memajukan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H