Mohon tunggu...
M. Yazid Baidhawie
M. Yazid Baidhawie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir tidak sekedar menjadi pengamat perubahan belaka, tetapi menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Berubah untuk menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi sekitar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Surat Buat Ayah (1)

21 Juni 2011   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:18 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekolah yang Ayah dirikan dulu sekarang tidak lagi berada disana Ayah, karena tempat itu kini telah ditempati sebuah pasar swalayan yang tidak perduli dengan pedagang kecil lagi.  Tapi penerus perjuangan Ayah telah menempatkan sekolah di suatu tempat baru yang dapat menampung hampir seribuan murid. Aku masih ingat ketika pertama kali Ayah mendaftarkan aku ke sekolah. Aku merasa sangat senang sekali, karena aku lebih banyak memiliki teman dan banyak permainan disana. Dan terima kasihku yang teramat dalam buat Ayah, karena dengan segala keterbatasan yang ada, Ayah tetap memberikan motivasi baik secara moral maupun material agar aku tetap bersekolah. Aku masih ingat, bagi Ayah akulah investasi akhiratmu dan salah satu pesan Ayah yang paling kuingat adalah "Orang yang baik adalah orang yang banyak membawa manfaat bagi sekitarnya". Aku akan ingat itu Ayah, terutama disela-sela do'aku untukmu. Ayah, masa sekarang tidaklah seperti masa perjuangan Ayah dahulu. Seingatku, dahulu untuk mencari seorang pengajar (Guru) di sekolah kita sangatlah sulit. Tapi sekarang?, berbondong-bondong orang yang mengajukan lamaran menjadi guru di sekolah kita. Berarti pendidikan yang Ayah rintis dahulu telah berhasil ya?, atau mungkin karena sekarang profesi guru sesuatu yang "bonafid" dan menjanjikan kesejahteraan?... Dunia pendidikan sekarang sudah sangat maju Ayah, apalagi setiap sekolah sudah mendapatkan BOS.  Akan tetapi Ayah, ternyata pemerintah menerapkan kebijakan BOS untuk sekolah belum disertai dengan pengawasan dan pola pertanggungjawaban yang jelas, sehingga kebijakan BOS banyak yang semata hanya untuk memperkaya oknum Kepala Sekolah beserta kroni-kroninya saja. Belum lagi praktek korupsi yang sekarang bukan lagi di bawah meja, tetapi di atas mejapun jadi. Tentang bantuan pemerintah yang disunat?, hal itu bukan menjadi sesuatu yang tabu lagi. Pernah suatu ketika sekolah kita mendapatkan bantuan untuk rehabilitasi gedung. Eh, ternyata yang kita terima hanya 70% nya saja, entah yang 30% kemana.  Atau ada yang lebih tega lagi yah.., ada paket bantuan untuk siswa miskin masih dipotong juga! (tega ya mereka). Ayah, mungkin pemerintah belum total berpihak kepada dunia pendidikan kita. Tapi aku masih memiliki optimisme, bahwa suatu saat kelak bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar melalui pendidikan, dan itu dimulai dari kami semua penerus Ayah tercinta. dedikasi : Achmad Baidhawie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun