Mohon tunggu...
Yazid Rafli Kusumawardana
Yazid Rafli Kusumawardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB program studi Akuntansi angkatan 58

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Sering Dihadapi dalam Proses PJJ di Masa Pandemi Covid-19

30 Juli 2021   21:17 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:21 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan yang Sering Dihadapi Dalam Proses Pembelejaran Jarak Jauh (PJJ) Di masa Pandemi Covid-19

 

            Pada akhir tahun 2019, negara China digencarkan oleh wabah virus Corona atau yang disebut Covid-19. Seiring berjalannya waktu virus Covid-19 ini menyebar luas hampir ke seluruh belahan dunia, termasuk negara kita Indonesia. Pandemi Covid-19 ini berdampak buruk pada seluruh bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan. Akibatnya, pada awal diberlakukanya masa darurat Covid-19, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengambil kebijakan untuk pembelajaran via daring atau disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

            Seluruh sekolah yang berada pada daerah yang terdampak pandemi ini, diminta oleh pemerintah untuk memberhentikan aktivitas kegiatan belajar mengajar tatap muka. Menurut surat edaran dengan Nomor :36962/MPK.A/HK/2020 Menteri pendidikan dan kebudayaan menyampaikan tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik secara daring (dalam jaringan/online), luring (luar jaringan/offline), dan paduan daring-luring (blended learning). Sistem pembelajaran tersebut diandalkan oleh pemerintah  agar para peserta didik tetap mendapatkan layanan pendidikan. Surat edaran tersebut ditujukan kepada semua lembaga pendidikan, baik SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

            Dengan adanya pembelejaran jarak jauh ini, guru dan peserta didik sama-sama belajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Pasalnya para peserta didik, guru, dan orang tua murid dihadapi dengan sistem pembelajaran baru yang sangat awam bagi mereka. Oleh karena itu, muncul lah berbagai masalah atau kendala yang masih sulit diatasi oleh mereka. Para guru melakukan berbagai upaya agar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tetap dapat terlaksanakan. Upaya yang telah dilakukan oleh para guru seperti memanfaatkan media Group Whatsapp, Group line, Google Classroom, dan aplikasi belajar lainnya. Sedangkan untuk pembelajaran secara daring (dalam jaringan) guru juga menggunakan media seperti Google meet, cloud x, zoom meeting dan lain sebagainya.

(source: dokumen pribadi)
(source: dokumen pribadi)

         

Tentu saja kegiatan pembelajaran jarak jauh ini masih tidak semulus yang dibayangkan. Masih banyak masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran seperti ini. Keresahan masyarakat mulai bermunculan. Persoalan yang diresahkan pun cukup beragam, mulai dari alat perangkat seperti laptop dan handphone. Laptop dan handphone merupakan alat pendukung pembelajaran jarak jauh yang sangat penting. Namun, tentu saja tidak semua orang tua peserta didik mampu untuk memfasilitasi anaknya handphone dan laptop tersebut, terlebih lagi banyak orang tua yang terkena PHK dari tempat nya bekerja, sehingga sulit dalam perekonomian keluarga. Namun ada beberapa guru yang dapat memaklumi keadaan tersebut. Guru tersebut memberikan solusi kepada para peserta didik yang mengalami kendala itu dengan cara mengambil dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru tersebut dengan datang ke sekolah, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Jaringan internet yang kurang memadai pun menjadi salah satu kendala dalam pembelajaran jarak jauh ini. Banyak peserta didik yang tinggal dipedalaman yang masih kesulitan sinyal, sehingga mereka harus pergi ke kota atau ke tempat yang tersedia sinyal. Hal tersebut juga bisa meningkatkan resiko terpapar Covid-19 karena mereka harus keluar dari rumah. Tidak hanya masalah kuota internet dan gadget, masih banyak para peserta didik yang menganggap remeh kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. PJJ yang dilakukan di rumah ini membuat tingkat kedisiplinan peserta didik menjadi menurun. Seperti, banyak peserta didik yang masih terlambat untuk masuk ke dalam zoom meeting atau google meet dengan alasan bangun tidur kesiangan.

            Dengan berbagai ujian dan keterbatasan dalam situasi pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru, peserta didik serta orang tua peserta didik untuk survive dengan keadaan dan terus berusaha untuk mencari ilmu. Tentunya untuk tetap membuat nyaman proses pembelajaran jarak jauh ini perlu adanya komunikasi yang baik antara para peserta didik, guru, dan orang tua peserta didik. Serta dukungan moril dan materil dari pemerintah. Untungnya pemerintah Indonesia telah melakukan realokasi anggaran untuk keperluan proses pembelejaran jarak jauh melalui surat edaran Kemenag nomor B-699/ DT.I.I/PP.03/03/2020. Anggaran tersebut digunakan untuk keperluan biaya pembelian perangkat pendukung seperti gadget dan juga untuk biaya kuota atau koneksi internet yang disalurkan kepada para peserta didik dan guru. Apabila beberapa hal tersebut telah diterapkan dalam proses pembelajaran jarak jauh ini maka, masalah yang dihadapi akan terminimalisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun