Mohon tunggu...
Fajar Wahyuningtyas
Fajar Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Seni Musik (S1) Universitas Negeri Semarang

Seni, Music dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Penerapan Project Based Learning Pada Pembelajaran Seni Musik Tingkat SMP

20 Desember 2024   12:29 Diperbarui: 20 Desember 2024   12:29 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan memiliki beberapa aspek yang memiliki tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan (Magdalena et al., 2024). Untuk memastikan bahwa pembelajaran dapat berjalan dan berlangsung secara efektif serta mencapai hasil yang diinginkan, maka perencanaan yang cermat dalam pemilihan model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang sesuai sangatlah penting. Meskipun keempat konsep ini sering dipakai secara bergantian, masing-masing tetap memiliki makna dan implikasi yang berbeda dalam konteks pembelajaran.

Salah satu pendekatan yang semakin populer pada berbagai bidang pendidikan adalah PJBL (Project Based Learning) dimana dalam PBJL ini siswa diberikan kesempatan belajar secara nyata. Pada pembelajaran seni musik, PJBL melibatkan siswa untuk berproses secara kreatif yang dimulai dari perencanaan, produksi sampai mempresentasikan hasil karya musik.

Dengan menggunakan PJBL ini pada pembelajaran seni musik tingkat SMP dapat meningkatkan kualitas pembelajaran seni musik. Seperti yang telah dikemukakan oleh Wulan & Nursaid (2023) bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran PJBL ini dapat membuat hasil belajar dan kemampuan siswa tentang seni musik mengalami peningkatan yang dapat dilihat muali dari proses sampai segi hasil pembelajaran.

Di dalam pembelajaran Project Based Learning, ada beberapa kelebihan yang digunakan dalam model pembelajaran ini (Afriana, 2015) Increased motivation (Peningkatan motivasi). Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Siswa menjadi tekun belajar dan berusaha keras untuk belajar lebih banyak tentang keingintahuan. Selanjutnya ada, Increased problem-solving ability (Peningkatan kapasitas dalam memecahkan masalah). Dalam kegiatan belajar mengajar PjBL,membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks. Siswa memiliki kemampuan menganalisis topik yang berkaitan dengan permasalahan dunia nyata, menyoroti perbedaan antar kelompok yang membahas topik berbeda, dan memamerkan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal ini juga meningkatkan keterampilan siswa tingkat tinggi. Selain itu, Increased collaborative (Lebih banyak kerjasama). Pentingnya kerja tim dalam suatu proyek menuntut siswa untuk mengembangkan dan melatih keterampilan komunikasi.

Improved library research skills (Kemampuan penelitian yang lebih baik di perpustakaan) Karena PjBL menyatakan bahwa siswa harus mampu cepat mengasimilasi informasi melalui sumber-sumber informasi, maka hal ini dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menghadapi masalah. Selanjutnya, ada Increased resource-management skills (Peningkatan kemampuan mengelola sumber daya). Project ini, memberi siswa saran tentang cara mengatur proyek, mengatur waktu, dan menggunakan sumber daya seperti alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas. Ketika siswa bekerja dalam kelompok, mereka belajar bagaimana cara berkomunikasi secara efektif, berorganisasi, bernegosiasi, dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan dilakukan, siapa yang akan bertanggung jawab atas setiap  tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disebarluaskan (Damayanti, 2023)Oleh karena itu, kelebihan PJBL ini membuat siswa belajar lebih menyenangkan dan nyaman dengan project yang telah dibuat.

Ada beberapa manfaat penggunaan Project-Based Learning (PJBL) dalam pendidikan, seperti meningkatkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kerjasama tim. Namun, ada beberapa kekurangan atau tantangan yang mungkin timbul selama proses tersebut (Afriana, 2015). PJBL sering kali memakan waktu lebih banyak dibandingkan metode pembelajaran tradisional. Proyek yang dikerjakan siswa bisa berlangsung dalam beberapa minggu, yang mengakibatkan jadwal pembelajaran menjadi lebih padat dan dapat mengganggu pencapaian kurikulum secara keseluruhan. Tidak semua siswa berkolaborasi secara efektif. PJBL sering mendorong kerja sama tim. Namun, tidak semua siswa memiliki keterampilan kolaborasi yang baik, dan ada kemungkinan beberapa siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proyek.

Hal ini dapat menurunkan kualitas proyek dan mempengaruhi dinamika kelompok. Keterbatasan Sumber Daya PJBL memerlukan beberapa sumber daya lain, seperti teknologi, alat, dan bahan ajar. Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki sumber daya atau fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PJBL secara ideal, sehingga dapat mengurangi efektivitasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun