Mohon tunggu...
Yayu Cahyani
Yayu Cahyani Mohon Tunggu... Guru - Calon Pendidik Guru SD

Mengembangkan hal - hal baru bagi pendidik dan peserta didik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dalam Perspektif Ki Hadjar Dewantara

12 Maret 2024   20:38 Diperbarui: 12 Maret 2024   20:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan proses menuntun kodrat alam pada peserta didik, kodrat alam merupakan pemberian dari Tuhan yang terdiri dari fisik yang dapat terlihat dan jiwa yang tidak dapat terlihat. Kodrat alam inilah yang dapat pendidik stimulasi menjadi sebuah generasi emas penerus bangsa melalui berbagai strategi pembelajaran, menjadi tempat pesefta didik bercerita dan mengungkapkan gagasan, juga percaya bahwa pesefta didik akan mampu berubah sesuai dengan apa yang dia pahami. 

Adapun yang disebut dengan intelligible yakni berkenaaan dengan cipta atau kognitif hal ini dapat dirubah melalui pembelajaran , sedangkan biologis yang berkenaan dengan rasa amarah, takut, egois, dan lainnya tidak dapat terpisahkan dari setiap manusia hanya saja mampu dikendalikan. 

Kepercayaan yang dibangun atas setiap individu dari peserta didik akan melahirkan sebuah rasa aman dan nyaman ketika peserta didik membutuhkan kita menjadi muridnya, karena pada hakikatnya kita percaya bahwa peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari gaya belajar, latar belakang, dan kesiapan belajarnya dan hal ini bukan menjadi sebuah penghalang untuk terus memberikan ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik. 

Selain itu bukan hanya tentang ilmu pengetahuan Ki hadjar Dewantara juga menjelaskan bahwasanya pendidikan dan kebudayaan saling beriringan karena tanpa budaya kami akan kehilangan jati diri bangsa, tidak memiliki SDA yang begitu banyak, beranekaragam suku budaya, dan memiliki ciri khas. Semua kebudayaan ini akan menjadikan pendidikan karakter bagi anak untuk stimulasi budi pekerti yang mampu memiliki sikap saling menghargai, menjaga, dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang beragam. 

Perspektif pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini memberikan sebuah keyakinan bahwa peserta didik akan mampu berdiri mandiri dalam menghadapi sebuah tantangan di masa yang akan datang dan mampu menghadapi segala tantangan yang ada dihadapannya. 

Pentingnya stake holder pendidikan yakni orang tua sebagai pembentukan pondasi karakter anak, sekolah sebagai penguatan dalam membentuk akrakter baik, dan masyarakat sebagai contoh untuk dapat memberikan dan bekerjasama dalam teladan pada peserta didik. Menggali setiap potensi peserta didik melalui kesempatan dalam memberikannya ruang berani berpendapat, mengasah perasaan dan berpikir kritis, sehingga nantinya akan memberikan sebuah tindakan yang sesuai dengan apa yang telah dipikirkannya terlebih dulu. 

Ssitem Among yang telah ada sejak dulu yang kini perlu ditegaskan kembali melalui implementasi di kelas memberikan pemahaman yang sangat penting, bahwasanya menuntun, merawat , dan menjaga peserta didik menjadi tanggung jawab kita semua sebagai Tri Sentra pendidikan yang saling berkaitan dan berkaloborasi untuk kemajuan peserta didik. Impelemntasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan itulah yang perlu diperhatikan oleh para pendidik pada satuan pendidikan agar mampu memberikan arahan dan saran terhadap segala bentuk ungkapan, keluhan, afirmasi lain dari peserta didik. 

Dengan demikian dapat kita pahami bersama bahwasanya peserta didik telah memiliki ruang potensi yang perlu diberikan motivasi agar dapat teraktualisasikan. Seperti teori dari Ki Hadjar Dewantara yakni Teori konvergensi yang menyatakan bahwa anak telah memiliki potensi pada dirinya dan tugas pendidik hanya perlu memberikan ruang untuk anak mampu mengeksplorasi segala potensi yang dimilikinya. Tentu tidak lupa dengan strategi Trina yakni Niteni (mengamati), Nirokoke (Meniru), dan Nambahi (kreasi), bagiamana guru mampu mengamati setiap individu dari peserta didik, menjadi teman untuk diberikan sebuah pengawasan tuntunan, dan biarkanlah ak untuk dapat berkreasi sesuai minatnya melalui kegiatan aktivitas berdiferensiasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun