Mohon tunggu...
Yayuk Sri Rahayu
Yayuk Sri Rahayu Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Perencana ahli muda pada UIN Gusdur Pekalongan

Hobbi olahraga, traveling dan suka mempelajari hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Era Digital

24 Agustus 2024   21:05 Diperbarui: 24 Agustus 2024   21:09 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Belakangan kasus bunuh diri di kalangan remaja meningkat. Fenomena ini menjadi isu kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang bisa menjadi latar belakang fenomena ini antara lain:

1.  Tekanan Sosial dan Ekonomi

Banyak generasi muda yang menghadapi tekanan besar untuk sukses baik dalam pendidikan, karir, maupun kehidupan sosial. Ekspektasi yang tinggi dari diri sendiri, keluarga, atau lingkungan sosial dapat menciptakan stres yang luar biasa, terutama jika mereka merasa gagal memenuhi harapan tersebut.

2.  Media Sosial dan Perbandingan Diri

Media sosial sering kali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, sehingga banyak anak muda yang merasa tertekan untuk memenuhi standar yang tidak realistis. Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi.

3.  Kesehatan Mental

Kurangnya kesadaran dan akses terhadap dukungan kesehatan mental juga memainkan peran besar. Stigma terhadap gangguan mental sering kali membuat anak muda enggan mencari bantuan, sehingga masalah yang dihadapi tidak tertangani dengan baik dan dapat berujung pada keputusan tragis.

4.  Keterasingan Sosial

Di era digital ini, ironi konektifitas melalui teknologi justru bisa menciptakan perasaan kesepian dan keterasingan. Hubungan interpersonal yang mendalam dan mendukung semakin sulit ditemukan, yang bisa memperburuk kondisi mental.

5.  Tekanan Akademis

Sistem pendidikan yang sangat kompetitif dan tekanan untuk selalu berprestasi bisa menjadi sumber stres yang signifikan. Kurangnya keseimbangan antara kehidupan akademik dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan kelelahan emosional.

6.  Ketidakpastian Masa Depan

Generasi muda sering kali menghadapi ketidakpastian yang besar tentang masa depan, baik itu terkait pekerjaan, perubahan iklim, atau ketidakstabilan politik dan sosial. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.

7.  Kurangnya Dukungan Keluarga

Dalam beberapa kasus, keluarga tidak memberikan dukungan emosional yang cukup atau malah menjadi sumber tekanan. Keluarga yang kurang mendukung atau tidak peka terhadap kebutuhan emosional anak dapat membuat anak merasa terisolasi dan tidak punya tempat untuk berbagi masalah.

Semua faktor ini saling berinteraksi dan dapat memperburuk kondisi mental seorang anak muda, membuat mereka merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar dari masalah mereka. Pencegahan bunuh diri memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan dukungan dari keluarga, teman, komunitas, dan layanan kesehatan mental. 

Dengan tekanan yang semakin tinggi dari berbagai arah---baik itu akademis, sosial, maupun dari media sosial---peran orang tua dalam menjaga kesejahteraan mental anak-anak mereka menjadi lebih krusial. Orang tua bisa menjadi pilar penopang dalam menjaga kesehatan mental anak, serta langkah-langkah praktis yang bisa diambil untuk mencegah masalah seperti depresi dan keinginan bunuh diri.

1.  Menyediakan Dukungan Emosional di Rumah

Lingkungan rumah yang hangat dan mendukung adalah landasan utama dalam menjaga kesehatan mental anak. Orang tua perlu menciptakan suasana di mana anak merasa aman untuk berbicara tentang apa pun yang mereka rasakan, baik itu kegembiraan, kecemasan, maupun kesedihan. Mendengarkan anak dengan penuh perhatian, tanpa menghakimi, bisa membuat mereka merasa dihargai dan dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun