Saat ini beberapa tambak udang menerapkan program biosecurity, sebuah upaya yg terencana dan terkendali untuk mencegah infeksi virus pathogen yg selama ini merugikan petani secara massal. Konsep Biosekurity muncul setelah kita menyadari betapa sulitnya atau bahkan bisa disebut mustahil untuk membasmi atau mengobati udang2 di tambak yang terinfeksi oleh virus yg mematikan, misal SEMBV (white spot ) dan IMNV (myo). Sebenarnya dikalangan industri makanan yg berstandar internasional, misal produksi susu formula, konsep biosecurity sudah merupakan hal yg mutlak dan  dilakukan kontrol secara ketat. Dengan maraknya industrialisasi pertambakan udang, maka hal2 yang biasa dilakukan di industri manufaktur makanan pun perlahan lahan milai merasuk, termasuk tentang penerapan biosecurity ini. Sebenarnya konsep  dan tata cara penerapan program biosekurity cukup sedrhana. Prinsipnya adalah , kita tidak pernah sedikitpun memberi peluang untuk masuknya virus / bakteri pathogen kedalam tambak kita.  Tetapi  apabila karena suatu hal, upaya pencegahan tersebut  gagal sehingga pathogen  virus berhasil menerobos masuk ke dalam tambak dan menginfeksi udang kita , maka dengan segera  dilakukanlah  segala upaya agar jangan sampai virus tersebut keluar dari tambak dan menginfeksi (menulari)  tambak2 yang lain diwilayah itu. Prinsipnya:"Cegahlah, Jangan sampai ia itu masuk, tapi kalau terlanjur masuk, jangan sampai ia keluar ". Mungkin ini mirip aksi Cekal yg biasa dilakukan oleh pihak polri/ kejaksaan terhadap para pelaku kriminal /koruptor. Penerapan konsep biosecurity tidak akan berhasil kalau  dilakukan secara terpenggal penggal (parsial) , misal hanya dilakukan di area tambak kita, tetapi  harus diaplikasikan secara menyeluruh baik horisontal (satu cakupan areal pertambakan dalam satu kesatuan tertentu ) atau vertikal yakni mengikuti alur perjalanan hidup udang , dari sejak di Hatchery hingga pada saat proses panen sedang berlangsung. Sebagaimana umumnya makhluk hidup yang lain, kondisi esehatan udang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain selain faktor ancaman serangan virus dari luar tadi.Misalnya kondisi lingkungan yg memenuhi syarat hidup udang (parameter fisika / kimia air dan dasar tambak) serta input makanan yg tepat secara kualitas dan jumlah. Dalam kondisi yg ideal, dimana parameter fisika dan kimianya sudah memenuhi syarat untuk kehidupan udang dan input makanannya terjamin, maka jaminan untuk keberhasilan produksi udang di tambak tersebut sudah terpegang.Tinggallah kita waspadai  beberapa ancaman dari faktor eksternal yg mungkin muncul, misal, perubahan cuaca yang mendadak dan atau  tranfer pathogen (kontaminasi) yg  diakibatkan  aktifitas disekitar tambak yg tidak memperhatikan konsep Biosekurity sebagaimana disebutkan diawal tulisan ini. Budidaya udang adalah tanda kreatifitas kita, manusia, maka semua hal yg berkaitan dengan prinsip kreatifitas harus kita pahami, agar peningkatan kesejahteraan sebagai tujuan akhir budidaya kita tersebut bisa tercapai secara berkelanjutan serta lestari (sustainable).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H