Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wahai Italia, Lupakan Catenaccio dan Jangan Lagi Berharap Keberuntungan!

28 Juni 2024   19:20 Diperbarui: 29 Juni 2024   07:15 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelandang Italia Nicolo Barella (18) (kedua-kiri) merayakan bersama rekan satu timnya setelah mencetak gol kedua timnya selama pertandingan sepak bola Grup B UEFA Euro 2024 antara Italia dan Albania di BVB Stadion di Dortmund (15 Juni 2024). (AFP/OZAN KOSE via Tribunnews.com)

Tim nasional sepak bola Italia memiliki sejarah panjang dan paling berprestasi di Eropa, bahkan di dunia. Popularitas, Kekuatan, ketangguhan, dan konsistensi permainan Italia bisa dibilang setara dengan timnas Jerman, Perancis, Spanyol, Inggris, atau Belanda. Keenam negara ini sudah menjadi trade-mark dan kiblat sepak bola Eropa.

Namun secara spesifik, timnas Italia lebih dikenal identitasnya karena strategi bertahannya yang sulit ditembus, karakter permainannya yang keras, dan terutama taktik Catenaccio atau 'gerendel' yang menempatkan hingga tujuh pemain bertipikal bertahan di jantung pertahanan, yaitu satu sweeper, dua bek-tengah di depan sweeper, dua full-back, dan dua defensife midfielder (double-pivot).

Catenaccio, mengurung dan mengunci lawan (https//www.reddit.com)
Catenaccio, mengurung dan mengunci lawan (https//www.reddit.com)
Satu lagi kisah menarik tentang Glii Azzurri adalah seringkali tampil buruk di awal-awal turnamen hingga nyaris tersingkir, namun kemudian terselamatkan oleh keberuntungan, dan selanjutnya secara mengejutkan menjadi kekuatan yang sulit dibendung, bahkan akhirnya menjadi juara.

Masih hangat di ingatan ketika Euro 2024 memainkan penyisihan grup, tiga pertandingan yang dilakoni Italia di Grup B hasilnya benar-benar mengecewakan. Beruntung Italia menang tipis 2-1 atas Albania setelah tertinggal lebih dulu. Setelah ditekuk Spanyol 0-1, Italia kembali beruntung mengakhiri pertandingan 1-1 lawan Kroasia. Hasil itu tidak mencerminkan kualitas sepak bola Italia, juara bertahan Euro 2020, peringkat 10 FIFA, empat kali juara dunia, dan dua kali juara Eropa.

Kemenangan tidak meyakinkan atas Albania (peringkat 64 FIFA) jelas mengecewakan publik Italia dan pencinta timnas Italia yang tersebar di seluruh dunia. Faktanya, Albania bukanlah lawan yang seimbang, karena mereka tidak lebih baik dari beberapa negara Asia. Bahkan Albania lebih rendah dibanding Qatar (33), Irak (54), Arab Saudi (57) dan Uzbekistan (62).

Ketika melawan Spanyol, 'tim Matador' memberondong 20 tembakan, sembilan di antaranya ke arah gawang, sedangkan Italia hanya membukukan empat tembakan, dan hanya satu yang mengarah ke gawang. Meski penguasaan bola dan jumlah tembakan bukan ukuran kualitas sebuah tim atau penentu kemenangan, namun pada pertandingan itu Italia benar-benar jadi pecundang.

Permainan Italia yang kurang tajam berlanjut saat menghadapi Kroasia. Italia tertinggal 0-1 melalui gol Luca Modric (55) dan nyaris kalah. Italia terselamatkan di menit akhir (90+8) berkat gol Mattia Zaccagni. Sejatinya, Kroasia pantas menang, karena mereka mendapatkan penalti, sayangnya Modric gagal melakukan eksekusi sempurna.

Keberuntungan atau hadirnya "Dewi Fortuna" sepertinya memang selalu menaungi Italia. Andai kalah dari Kroasia, juara bertahan Euro 2020 itu mungkin tersingkir karena hanya mengoleksi tiga poin. Meskipun ada peluang lolos melalui jalur peringkat tiga terbaik, namun jalur itu seharusnya tidak sesuai untuk tim sekelas Italia.

Keberuntungan Italia 

Gli Azzurri atau Si Biru Langit sepertinya selalu akrab dengan keberuntungan. Beberapa kali mereka mengalaminya. Bermain buruk di awal, lolos dari ancaman tersingkir lebih awal, lalu secara mengejutkan mereka bermain bagus, bahkan kemudian menjadi kampiun pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun