Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ancaman Degradasi Menghantui Arema FC

25 Oktober 2023   00:20 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:40 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel antara pemain Arema FC dan Borneto FC Samarinda pada pertandingan di pekan ke-15 antara Arema vs Borneo FC Samarinda dengan hasil akhir 0-1 untuk Borneo FC Samarinda. Sumber: Dok. Arema FC via kompas.com

Apabila manajemen tidak mampu menyelamatkan Arema FC dari ancaman degradasi, maka kenyataan itu benar-benar memilukan, dan akan mencoreng nama besar Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi sepak bola dan memiliki paling banyak klub sepak bola profesional. Lebih-lebih, nama Arema bahkan sudah menjadi semacam subkultur, ikon, kebanggaan, dan harga diri bagi orang Malang (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Batu).

Selain Surabaya, wilayah Malang Raya memang memiliki beberapa klub sepak bola. Selain Arema FC, saat ini ada klub Persema Malang, Persekam Metro FC, Persikoba Batu, Malang United, NZR Sumbersari, Singhasari FC, atau Kanjuruhan FC. Termasuk Arema Indonesia yang saat ini masih berkompetisi di Liga 3.

Pada musim 2023/2024 ini, dari 18 klub profesional yang menghuni Liga 1, hanya ada dua klub eks Galatama, yaitu Barito Putra dan Arema FC. Posisi Barito Putra saat ini cukup aman, menduduki posisi ke-8 dengan perolehan 23 poin hasil dari enam kali menang, lima kali seri dan lima kali kalah. Menjelang berakhirnya putaran pertama kompetisi, setidaknya Barito Putra masih akan berada di 10 besar klasemen sementara.  

Sudah banyak klub eks Galatama yang dahulu populer dan memiliki prestasi tinggi akhirnya bubar karena berbagai alasan, misalnya Pardedetex Medan, Mercu Buana Medan, Warna Agung, Niac Mitra, Kramayudha Tiga Berlian, Petrokimia Putra, Arseto, Pelita Jaya atau Bandung Raya. Rasanya sulit untuk membayangkan ketika kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, harus kehilangan satu lagi klub bersejarah.

Arema FC sebelumnya memiliki banyak nama, dimulai dari PS Arema (1987-1995), kemudian berubah menjadi Arema Malang (1995-2009), seterusnya berganti nama menjadi Arema Indonesia (2009-2013), Arema Cronus (2013-2016), kemudian Arema FC (2017-sekarang). Sejarah Arema juga pernah diwarnai terjadinya dualisme Arema, buntut dari terjadinya konflik internal PSSI pada tahun 2011. Saat itu Arema Indonesia mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia, sedangkan Arema Cronus berkompetisi di Liga Super Indonesia.

01-kompas-com-ok-6537f80aedff763fa1559882.jpg
01-kompas-com-ok-6537f80aedff763fa1559882.jpg

Juara Piala Presiden (Kompas.com)Meski dilanda berbagai gejolak dalam perjalanannya, Arema memiliki prestasi tinggi di kancah kompetisi sepak bola nasional, di antaraya juara Galatama musim 1992/93, juara Liga Super Indonesia (2009/2010), runner up LSI (2010/2011), peringkat tiga Liga Primer Indonesia (2011/2012), juara Liga Divisi Satu (2004), juara Super Copa Indonesia (2006), runner up Super Copa Indonesia (2007 dan 2008), runner up Community Shield Indonesia (2010), juara Piala Indonesia (2005 dan 2006), runner up Piala Indonesia (2010), runner up Piala Gubernur Jatim (2008), dan juara Piala Suratin (2007).

Pada tahun 2003, Arema yang berkompetisi di Divisi Utama Indonesia, pernah terdegradasi ke kompetisi kasta kedua, yaitu Divisi I. Namun, Arema berhasil bangkit hanya dalam satu musim setelah pada tahun 2004 menjuarai Divisi I dan kembali ke Liga Divisi Utama.

Berdasarkan data dan berita dari dari berbagai media massa, Arema juga pernah berkompetisi di arena kompetisi internasional. Pada tahun 1993/1994, Arema Malang berkompetisi di Kejuaraan Antar-Klub Asia, kemudian mewakili Indonesia berkompetisi di Liga Champions Asia (2007 dan 2011), dan tahun 2012 berkompetisi di turnamen Piala Asia.

Sepanjang sejarah berdirinya klub Arema sejak tahun 1987, klub berjuluk Singo Edan itu telah melahirkan banyak pemain terkenal, di antaranya Mecky Tata, Lulut Kistono, Panus Korwa, Singgih Pitono, Aji Santoso, Kuncoro, I Putu Gede, Aris Budi Prasetyo, Hendro Kartiko, Elie Aiboy, Ortizan Salossa, Ponaryo Astaman, Ahmad Bustomi, Zulkifly Syukur, Purwaka Yudhi, Kurnia Meiga, Benny Wahyudi, Talaohu Abdul Musafri, Putut Waringin Jati, dan Dendi Santoso.

Sedangkan beberapa pemain asing berkualitas yang pernah bermain bersama Arema, di antaranya Alex Stoikos (Australia), Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan (Singapura), Han Young-Kuk (Korsel), Emaleu Serge, Francis Yonga dan Pierre Njanka (Kamerun), Souleymane Traore (Guinea), Franco Hita (Argentina), Joao Carlos dan Junior Lima (Brasil), Rodrigo Araya dan Patricio Morales (Chili), Christian "El Loco" Gonzales (Uruguay), Leontin Chitescu (Rumania), dan Roman Chmelo (Slowakia).

Simbol Singa Arema

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun