dan ia akan bercerita dengan jujur selama perjalanannya di dunia.
Ia akan bercerita apa adanya mengenai kebaikan dan keburukan orang-orang yang telah bersamanya.
Ia akan bercerita tentang si Fulan dan si Fulin;
yang di dunia adalah ayahnya, ibunya, anaknya, suaminya, istrinya, saudaranya, tetangganya, atasannya, atau presidennya.
Sangat mungkin dalam persaksian,
seseorang akan bertengkar dengan seseorang lainnya;
yang saat hidup di dunia, keduanya adalah ibu dan anak,
suami dan istri, tetangga dan saudara, atau rakyat dan presiden.
Mengapa kita harus bersitegang di rumah,
dan berseteru di jalanan;
hanya untuk menunjukkan bahwa kita lebih berharga dan lebih benar di dunia ini?
Bukankah ada saatnya kita akan saling berhadapan di depan sidang yang adil nanti?
Di dunia fana' ini,
ikuti saja fitrah masing-masing;
bukankah matamu, telingamu, dan hatimu, masih belum ditutup oleh Tuhanmu? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H