MENJADI pengusaha tidak sekadar mencari keuntungan tetapi di sana pula terbuka luas ladang amal. Pengusaha bekerja, mengakumulasi penjualan dan keuntungan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk karyawannya.
Inilah prinsip penting yang menjadi acuan pengusaha muda nan cantik pula, Sally Giovany. Dia adalah CEO Trusmi Group, sebuah holding usaha yang berbasis di Trusmi, Cirebon, Jawa Barat.
Awalnya Sally dan suaminya, Ibnu Riyanto, merintis usaha batik khas Cirebon. Tapi belakangan usahanya semakin mengggurita seperti transportasi, wisata, properti, kuliner dan gaya hidup.
“Saya dan suami punya prinsip: muda kaya raya, tua sejahtera dan mati masuk surga,” selorohnya.
Usahanya kini tidak hanya merambah seantera Cirebon tetapi juga sampai ke sejumlah kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan Palembang.
Pengusaha, kata ibu dua anak ini, selamanya tidak identik dengan materi atau uang. Uang bagi Sally hanyalah alat perantara atau hadiah untuk mencapai sesuatu. “Artinya uang itu bukan tujuan menjadi pengusaha. Seorang pengusaha itu harus memiliki kredibilitas dan integritas karena dia memimpin banyak orang dan usaha yang dipimpinnya juga bersentuhan dengan masyarakat. Karena itu kredibilitas dan integritas sangat penting bagi orang yang bercita-cita atau merintis menjadi seorang pengusaha baik skala kecil atau besar," terang Sally yang menikah pada usia 17 tahun.
Sally juga tak segan untuk selalu berguru pada pengusaha besar sekelas konglomerat. Berguru bisa secara langsung seperti bertemu dalam sebuah forum atau secara pribadi dan bisa juga berguru secara tidak langsung seperti lewat biografi atau kisah hidupnya.
"Bikin usaha itu jangan tanggung-tanggung. Harus tumbuh besar dan memberi manfaat bagi banyak orang. Saya mengucapkan salut kepada perusahaan yang mempekerjakan ribuan orang dan karyawannya sejahtera," kata Sally yang juga seorang motivator ini.
Seorang pengusaha, kata Sally, harus menjaga sikap dan perilaku. Perusahaan semakin besar pemiliknya akan menjadi sorotan masyarakat dan media.
"Jangan sampai perusahaan yang dibangun berdarah-darah hancur karena kita tak bisa menjaga sikap dan perilaku. Kalau perusahaan bermasalah maka nasib karyawan juga akan terancam."
Selama menjadi pengusaha, Sally merasakan pentingnya komitmen atas keputusan-keputusan baik yang berhubungan dengan internal atau eksternal perusahaan. Jangan sekali-sekali diabaikan. Pengusaha itu harus bersikap tegas jangan mudah terombang-ambing.