Pilkada Jeneponto yang terdiri dari empat pasangan calon yang ikut berkompetisi menyita banyak perhatian. Dua kubu paslon terlibat persaingan ketat dan saling mengklaim meraih kemenangan. Dua kubu itu yakni pasangan H. Paris Yasir- Islam Iskandar dan H. Muh. Sarif-Moch. Noer Alim Qalby. Kubu Pasangan Sarif-Qalby dengan nomor urut tiga pertama kali mengklaim kemenangan setelah unggul dalam quick count yang dilakukan oleh Script Survey Indonesia (SSI).
Sementara kubu Paris-Islam juga mengklaim kemenangan setelah unggul tipis dalam perhitungan yang dilakukan oleh tim internal berdasarkan olah data C1. Kontroversi pemenang di Pilkada Jeneponto kemudian menjadi tanda tanya di tengah masyarakat. Simpang siur informasi yang beredar membuat banyak pihak merasa penasaran dengan hasil akhir Pilkada Jeneponto.
Tak ayal jika simpatisan kedua paslon saling lempar tuduhan perihal keakuratan data yang beredar di masyarakat. Hasil quick count yang dirilis oleh SSI dituding tidak akurat dan menguntungkan paslon tertentu. Kubu Paris-Islam dengan perhitugan berdasarkan data c1 yang didapat dari para saksi di lapangan merasa yakin memenangkan Pilkada Jeneponto.
Berdasarkan hasil quick count yang dirilis oleh SSI, pasangan Sarif-Qalby unggul dengan perolehan 42,15% sementara pasangan Paris-Islam tertinggal dengan perolehan 41,38%, hanya selisih 0,77%. Berbeda dengan hasil SSI, hasil yang diperoleh dari internal tim media center pasangan Paris-Islam menunjukkan keunggulan bagi Paris-Islam atas pasangan Sarif-Qalby. Keunggulan paslon 02 atas paslon 03 terbilang sangat tipis yakni hanya terlampau 834 suara.
Potensi Konflik Horizontal
Fenomena klaim kemenangan oleh kedua kubu yang bersaing ketat di Pilkada jeneponto ini menjadi sangat rentan akan timbulnya gesekan di tengah masyarakat. Simpatisan masing-masing paslon terlihat melakukan euforia kemenangan setelah merasa unggul atas hitung cepat ini. Konflik antara pendukung kedua kubu paslon ini sudah terlihat terjadi di wilayah kecamatan Bangkala, Saling serang antara kedua pendukung kubu terjadi pada malam hari pasca pemungutan suara.
Pawai kemenangan yang dilakukan oleh kedua kubu menjadi pemicu terjadinya konflik di jalan raya Allu, Kec. Bangkala. Kedua kubu yang berpapasan saat melakukan pawai kemenangan membuat konflik menjadi tak terhindarkan. Viedo yang beredar di beberapa grup whatsapp menampilkan kedua kubu saling serang menggunakan batu dan senjata tajam. Beruntung pihak keamanan mampu bergerak cepat meredakan konflik dan membubarkan massa pendukung kedua paslon.
Peristiwa ini menjadi pertanda kerawanan konflik horizontal pada masing-masing massa pendukung kedua paslon. Tensi politik yang semakin memanas pasca perhitungan cepat perlu ditindaki dengan cepat oleh aparat keamanan, tokoh masyarakat dan paslon yang berseteru guna menghindari konflik yang semakin melebar ke berbagai wilayah yang ada di Jeneponto.
Menunggu Keputusan KPUÂ
Klaim keunggulan kedua paslon di Pilkada Jeneponto setelah hasil hitung cepat yang berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat sebaiknya ditanggapi secara bijak dengan menunggu hasil perhitungan yang dilakukan oleh lembaga pelaksana yakni KPU Jeneponto. Persaingan ketat dan selihih yang terbilang cukup tipis sangat rentan menimbulkn kegaduhan. Maka semua pihak sebaiknya bersabar untuk menunggu keputusan akhir KPU.
Kita semua sebaiknya memahami bahwa semua hasil yang dirilis oleh lembaga survey dan tim internal paslon merupakan upaya hitung cepat yang tidak bisa kita tolak secara keseluruhan sebab kedua hasil tersebut berbasis ilmiah. Persoalan keakuratan data dalam proses perhitungannya menjadi tanggung jawab bagi masing-masing lembaga yang merilis.
Tak bisa dipungkiri jika dalam proses perhitungan cepat yang dilakukan terkadang terjadi kesalahan, tetapi menyalahkan seluruh data  atau hasil yang ditampilkan hanya akan memperkeruh suasana. Semua lembaga atau pihak yang merilis hitung cepat hanya merupakan prediksi, sementara hasil akhir menjadi kewenangan KPU untuk mengumumkan pemenang pilkada.