Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penjaga Toko | Toko Rahmat Mandiri | Membaca | Menulis | Puisi | Sosial Budaya | Diari | Jeneponto | Sulawesi Selatan | Email : rahmatcembo@gmail.com | Blog : lentera-turatea.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apapun Menunya Saat Resign, Perpisahan Harus Berkesan dan Penuh Makna

10 November 2024   15:03 Diperbarui: 10 November 2024   15:04 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selayaknya pertemuan, perpisahan sebaiknya menjadi momen yang cukup berkesan dan meninggalkan makna yang dalam

Sudah menjadi pengetahuan kita bersama, di tengah masyarakat Indonesia yang beragam dan unik, terdapat kebiasan-kebiasaan yang sudah menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak corak kebiasaan yang sering kita temui, baik itu menyangkut kehidupan sosial, ekonomi, agama maupun pekerjaan.

Ada kebiasaan ketika seseorang berkunjung ke tempat kerabat atau keluarganya, maka seakan sudah menjadi kewajiban untuk membawakannya sesuatu, baik itu makanan jadi, kue, sayuran, atau buah-buahan.  Begitu pula dengan kerabat atau keluarga yang didatangi, akan memberikan jamuan yang spesial atau memberikan juga sesuatu saat kita akan pergi. 

Kebiasaan seperti ini menurut saya adalah suatu upaya untuk menciptakan momen yang berkesan dan penuh makna sebagai bentuk penghargaan satu sama lain. Kebiasaan - kebiasaan ini pula yang menurut saya kemudian dibawa ke kehidupan yang lebih luas, misalnya dalam hal pekerjaan.

Dalam dunia kerja, sering pula kita jumpai beragam kebiasaan yang dilakukan kepada sesama rekan kerja pada momen tertentu misalnya saat ada teman yang resign. Akahir-akhir ini ada tren yang menjadi kebiasaan saat resign dengan menu yang itu-itu saja, yaitu donat dan pizza. Pertanyaannnya adalah apakah hal ini tidak boleh? Atau memangnya menu yang lain tidak boleh? Apa harus donat dan pizza?

Menyikapi hal ini, menurut saya perosalan menu yang disiapkan ketika resign tidaklah menjadi hal yang harus dipesoalkan. Apapun menunya, yang terpenting adalah momen akhir kebersamaan dan kesan yang penuh makna untuk teman yang akan resign. Selayaknya sebuah pertemuan, perpisahan sebaiknya menjadi momen yang berkesan dan penuh makna.

Soal menu saat perpisahan, semua makanan bisa saja kita pilih. Mau menunya bakso, soto, sate, kue tradisional maupun kue yang instagramable itu sah-sah saja, sepanjang momen perpisahan dilalui dengan hikmat dan berkesan sesama rekan kerja.

Memang dalam kehidupan masyarakat kita, terkadang ada makanan-makanan khusus yang wajib disediakan saat sedang melakukan acara tertentu, misalnya masuk rumah, pernikahan, syukuran, dan sejenisnya. Kue atau buah tertentu yang kerap disediakan mengandug makna tersendiri oleh masyarakat yang melaksanakan. Hal ini tentunya akan berbeda-beda pada setiap daerah. 

Lalu, apakah sajian yang disediakan saat perpisahan ketika resign, sebaiknya memilki menu khusus? Apakah menu yang disediakan juga mengandung makna tersendiri? 

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa menu saat perpisahan resign tak usah terlalu dipersoalkan. Tetapi, jika kita ingin menentukan menu khusus dengan memberikan makna khusus pula untuk sajian saat resign menurutku akan menjadi menarik sebab akan memberi kesan yang dalam dan bermakna.

Mengingat tren sajian donat dan pizza yang selalu ada saat ada yang resign, menu ini menurut saya juga dapat mengandung makna tersendiri dan cukup relevan dengan momen resign di tempat kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun