[caption id="attachment_139489" align="aligncenter" width="663" caption="Rossi dan Super Sic ketika duel di Misano (Dok.Twitternya Rossi)"][/caption]
Maaf bukan saya bermaksud terus berduka cita atas meninggalnya pebalap berbakat Marco Simoncelli. Namun belum lengkap rasanya jika saya belum menulis tentang keadaan Valentino Rossi pasca meninggalnya Super Sic. Buat Anda yang merasa bosan membaca tulisan saya ini silakan tinggalkan saja.
Valentino Rossi bersahabat dekat dengan Marco Simoncelli. Saking dekatnya Rossi menganggap Marco sebagai adiknya. Pergaulan mereka tak hanya di dalam arena balap tapi diluar trek juga. Marco dan Rossi sering berkendara bersama. Ketika Rossi cedera bahu beberapa waktu lalu, Marco lah yang menggantikan Rossi di balapan Monza. Rossi memang tidak pernah absen mengikuti balapan Monza yang diadakan di Italia itu.
Rossi terlihat sangat terpukul ketika kembali ke pit setelah balapan di hentikan karena Marco kecelakaan di Sepang Minggu lalu. Nampak jelas rasa stress di wajahnya saat nasib Marco Simoncelli belum diketahui. Apalagi Rossi terlibat dalam insiden kecelakaan yang akhirnya menewaskan Marco. Rasa bersalah tentu dirasakan olehnya.
Bukan salah Rossi jika saat itu tidak dapat menghindari tabrakan dengan Marco. Saat Marco jatuh terseret motor karena tingkat kemiringan yang ekstrem, posisinya memang sangat dekat dengan Colin Edwards dan Rossi. Tak ada waktu bagi Edwards dan Rossi untuk menghindar ketika tubuh Marco dan motornya masuk ke racing line mereka. Tak mudah mengerem tiba-tiba saat kecepatan motor di atas 100 km perjam dan jaraknya hanya sekian senti. Pastinya yang terjadi hanya satu… tabrakan!
[caption id="attachment_139529" align="aligncenter" width="448" caption="Valentino Rossi ketika di pit setelah tabrakan, shock berat (dok.Yahoo.com)"][/caption]
Saat diumumkan bahwa Marco Simoncelli telah tewas, kabarnya Rossi langsung pergi dari pit dengan berlinang air mata untuk menyendiri. Meski sepertinya Rossi sudah punya firasat buruk tentang Marco, karena kondisi helm Marco yang sampai terlepas akibat tabrakan yang begitu hebat, namun ketika tahu kabar pastinya ia sangat shock berat. Ya iyalah.. siapa yang tidak kaget mendengar kabar itu.
Dunia balap MotoGP langsung gempar. Beberapa saat kemudian banyak komentar dari teman-teman pebalap seperti Casey Stoner, Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso, Nicky Hayden dan banyak lagi. Mereka semua sangat kehilangan dan masih tak percaya bahwa Marco telah pergi.
Publik pastinya menunggu komentar Rossi, orang yang paling dekat dengan Marco Simoncelli. Namun tak ada sepatah katapun keluar dari Rossi, karena dia memilih menyendiri. Saya memantau status twitter Uccio, sobat dekat Rossi tapi belum juga ada status apapun dari Uccio. Manager pribadi Vale, Davide Brivio pun belum berkomentar juga.
Akhirnya Uccio berkomentar di statusnya, dalam bahasa Italia, yang artinya kira-kira dia tak percaya dengan apa yang menimpa Super Sic dan memberikan penghormatan penuh pada Simoncelli. Hmmm… Uccio juga shock berat.
[caption id="attachment_139530" align="aligncenter" width="480" caption="Valentino Rossi setelah mendengar kabar kematian Super Sic, I was crying too (dok.twitter @ValeRiaLuVale46)"][/caption]
Rossi pada hari Senin membuat status di twitternya juga akhirnya. Status twitter inilah yang dijadikan media sebagai rujukan untuk mengetahui komentar Rossi tentang tewasnya Simoncelli. Status twitter Rossi singkat saja tapi cukup jlebbb… ia menulis “Sic buat saya seperti adik termuda, ia kuat di lintasan tapi manis di kehidupan normal. Saya akan sangat merindukannya.” Rossi memang pantas shock berat.
Beberapa jam setelah itu Vale meng-upload foto-foto ketika ia bersama Simoncelli, yaitu ketika di Misano saat berduel hebat (foto ini kemudian dijadikan wallpaper akun twitternya) dan ketika tes di Malaysia Februari lalu. Katanya ia akan meng-upload foto-fotonya saat bersama Simoncelli yang tak pernah diumbar di media. Hmm.. kita tunggu saja…
Sayangnya Rossi yang sedang berduka harus menjadi santapan gosip murahan yang entah dihembuskan oleh siapa. Awalnya saya membaca status Uccio yang mengatakan bahwa “berita itu tidak benar”. Nah lho.. berita apa yang tidak benar. Kalimat Uccio menjadi jelas ketika saya melihat status Davide Brivio yang bilang, “Banyak yang bertanya apakah Rossi akan berhenti balapan, berita itu sama sekali tidak benar”.
Jadi telah beredar kabar di luar yang mengatakan Rossi akan berhenti balapan karena begitu terpukul atas kematian Simoncelli. Sungguh sebuah kabar yang tak layak dihembuskan pada seorang yang sedang berduka. Rossi memang shock berat tapi saya percaya ia tak pernah berpikir untuk berhenti dari balapan lebih cepat.
Balapan memang sebuah olahraga yang sangat beresiko tinggi. Hidup dan mati hanya dibedakan oleh sekat yang tipis sekali. Anda bisa bayangkan berapa tingkat bahaya jika kita mengendarai motor dengan kecepatan lebih dari 250 km per jam. Apalagi saling menyalip di lintasan. Melihatnya saja sudah ngeri kan. Tapi saya juga heran kok saya begitu doyan melihat balapan, untung cuma doyan melihat dan bukan doyan melakukan balapan (seingat saya lho ini).
[caption id="attachment_139526" align="aligncenter" width="600" caption="Valentino Rossi ketika tiba di Roma bersama jenazah Super Sic (dok. twitter @ValeRiaLuVale46)"][/caption]
Rossi tahu resiko olahraga yang ia sukai. Rossipun sering mengalami cedera akibat berbenturan dengan sesama pembalap atau karena “dikerjai” aspal lintasan. Kalau tubuh Rossi tembus pandang mungkin kita bisa melihat alat-alat yang dipasang untuk sendi dan tulangnya yang bergeser karena jatuh.
Maka walaupun telah mengenakan perlengkapan safety riding dan telah berhati-hati dalam berbalap-ria, kecelakaan masih mungkin terjadi dan cedera pasti dialami. Apalagi kita harus ingat hal lain di luar soal teknis balapan, yaitu kuasa Tuhan. Ya kalo Tuhan masih memberikan umur.. kalau tidak ya terjadilah seperti yang dialami Simoncelli.
Rossi dan telah timnya kembali ke Italia menemani jenazah Marco Simoncelli yang akan dikebumikan Kamis besok. Davide Brivio melalui akun twitternya menyayangkan media di Italia yang memaksa Rossi untuk berkomentar. Akhirnya Rossi yang dipaksa media berkomentar memang bilang bahwa ia tak pernah berniat untuk pensiun dini dari balapan.
Katanya, “Stop balapan? Saya tak tahu siapa yang mengatakan itu tapi kalimat itu bukan dari saya, mungkin berita itu sengaja dibuat untuk menjual lebih banyak koran” (via crash.net). Saya berharap media Italia dan media manapun mengerti hal ini dan tak lagi memaksa Rossi menanggapi gosip murahan. Stay away from my beib! Maka ketimbang menyebarkan gosip murahan lebih baik berdoa saja untuk ketabahan Rossi dan kedamaian Marco Simoncelli.
Dear Vale.. this is difficult time for you.. but all your fans always beside you to support you anytime… Sic will always be with you and we will always remember him.. so don’t be sad anymore and give us a smile.. stay strong.. ti vogliamo bene..
[caption id="attachment_139491" align="aligncenter" width="448" caption="Rossi dan Super Sic di Sepang, Februari 2011 (dok.Twitternya Rossi)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H