[caption id="attachment_192692" align="aligncenter" width="300" caption="si anggrek putih untukmu"][/caption] Sabtu lalu saya berkesempatan mengunjungi pameran Flora dan Fauna di Lapangan Banteng Jakarta. Acara ini memang masuk dalam agenda tahunan saya yang wajib di kunjungi. Belum tentu beli juga sih, minimal mata yang biasanya menatap debu jalan jadi segar lagi karena melihat hijau hijauan. Di iringi langit yang mendung saya dan anak saya memasuki area Lapangan Banteng. Suasana ramai saat itu. Mungkin karena pas akhir minggu dan hari libur pula. Jajaran tenda-tenda putih langsung menyambut langkah kami. Isinya penuh dengan tanaman dan beberapa produk yang terbuat dari tanaman tersebut. Melangkah lebih jauh ke dalam area, berjajar tenda tenda yang isinya nyaris seragam, yaitu tanaman yang di bonsai. Cantik sekali. Sambil jepret sana sini saya berjalan terus menyusuri jajaran tenda-tenda. Tanaman di sini beraneka ragam macam dan harganya. Dari puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah. Fantastis ya. Kadang tak masuk dalam otak saya bahwa sebuah tanaman dalam pot tanpa bunga dihargai ratusan juta rupiah dan di beli orang pula. [caption id="attachment_192707" align="alignleft" width="270" caption="si batang seksi"][/caption] [caption id="attachment_192711" align="alignright" width="270" caption="si hijau"][/caption] [caption id="attachment_192775" align="alignleft" width="270" caption="landak atau baby dinosaur ?"][/caption] Tiba di tenda penjual bunga-bunga anggrek, saya terpesona. Anggrek-anggrek ini cantik sekali. Iseng saya bertanya pada si penjual harga untuk bunga anggrek kecil yang ada dalam pot gantung. Harganya 250 ribu rupiah saja. Wow. Saya teringat pada sebuah program acara di TV one yang bernama "Pemburu". Ketika itu ceritanya tentang para lelaki pencari anggrek hutan di satu pegunungan di daerah Kalimantan. Mengambil anggrek hutan yang tumbuh di pohon-pohon tinggi dalam hutan dengan tanpa pengaman apapun. Hanya berbekal keahlian semata. Dalam satu karung yang berisi 6 - 7 anggrek hutan, oleh pengepul hanya dihargai 20 ribu rupiah saja. Sementara anda tahu harga anggrek hutan itu di sini. Bayangan tentang para pencari anggrek itu berkelebat bergantian dengan cantiknya anggrek-anggrek di hadapan saya. [caption id="attachment_192714" align="alignleft" width="270" caption="si kuning"][/caption] [caption id="attachment_192718" align="alignright" width="270" caption="si ungu"][/caption] Perjalanan saya tiba di jajaran tenda penjual binatang. Aneka binatang dijual di sini. Seperti ikan hias, kelinci, hamster, aneka reptil hingga kura-kura sampai ayam. Melihat lucunya kelinci di sini saya jadi teringat pada beberapa waktu lalu ketika lingkungan di sekitar rumah saya sedang demam memelihara kelinci. Anak saya minta dibelikan juga. Dan saya belikan 3 kelinci agar anak-anak saya kebagian jatah semua. 2 betina dan 1 jantan. Beberapa bulan setelah itu, si jantan mati karena beradu tinju dengan kucing. Betina yang tersisa akhirnya mengungsi ke rumah keponakan saya di Bandung. Kelinci bila masih kecil memang imut menggemaskan tapi kalau sudah besar cukup merepotkan. [caption id="attachment_192721" align="alignleft" width="270" caption="baby kelinci"][/caption] [caption id="attachment_192723" align="alignright" width="270" caption="si monmon kenapa bengong"][/caption] [caption id="attachment_192724" align="alignleft" width="270" caption="iguana"][/caption] [caption id="attachment_192725" align="alignright" width="270" caption="keong yang cantik, tapi saya kasihan melihatnya"][/caption] Selain tenda penjual tanaman dan binatang, ada deretan rumah-rumah kecil yang di isi oleh walikotamadya Jakarta dan kepulauan seribu. Isinya cenderamata khas dari daerah-daerah itu. Contohnya kepulauan Seribu yang banyak menampilkan souvenir dari benda benda laut. Bila anda lelah berkeliling, anda bisa duduk di bungalow kecil yang ada di tengah taman, atau duduk di hamparan rumput yang ada di situ. Beberapa keluarga bahkan menggelar alas untuk duduk dan makan di atasnya seperti sedang piknik saja. [caption id="attachment_192793" align="alignright" width="270" caption="aneka permainan"][/caption] Tempat bermain juga di sediakan di sini. Dengan membayar tiket, anak-anak bisa mencoba beberapa permainan yang ada seperti mobil-mobilan. Sayang tak ada flying fox di sini. Tahun lalu flying fox untuk anak-anak ada di sini. Selain pameran tanaman dan binatang hias, di sini juga diadakan seminar kecil tentang tanaman. Sabtu itu saya melihat Uli Sigar Rusadi sebagai pembicara pada seminar tentang Sansevera. Secara keseluruhan Pameran Flora dan Fauna ini ramai seperti biasa. Tapi dari tahun ke tahun saya merasa para pesertanya makin berkurang saja. Tahun lalu saya masih bisa mencoba beberapa buah-buahan yang tak banyak didapat di luar, seperti kelapa bangkok. Mungkin karena biaya pamerannya yang makin mahal atau mungkin juga karena sebab lain. Pulangnya saya sempat membeli tanaman bunga nusa indah warna putih sebagai pengganti bunga sejenis di rumah yang mati. Harganya 10 ribu saja. Mudah-mudahan lain hari saya masih punya kesempatan untuk datang kesini lagi. Acara yang berlangsung dari tanggal 2 Juli dan akan berakhir 2 Agustus 2010 ini masih menunggu untuk di sambangi. Note : foto-foto di atas di jepret dan diedarkan dengan ikhlas oleh yayat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H