Minggu lalu saya berkesempatan pergi ke Desa Cinangneng, Bogor dalam rangka mengikuti acara perpisahan sekolahnya anak saya. Desa ini terletak di kawasan Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, tepatnya di Jalan Babakan Kemang RT. 01, RW. 02, Cihideung Udik sekitar 2 jam dari jakarta. Adem, itu yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di desa ini. Rindangnya pepohonan dan suasana alam pedesaan ala sunda menyambut kami ketika memasuki area Desa Cinangneng. Fasilitas disini terbilang lengkap karena ada kolam renang serta rumah-rumah yang disewakan bila anda mau melewati hari libur disini. Ada beberapa program yang akan dijalani oleh anak-anak dan kami para orangtuanya (bila mau ikut) di desa ini. Program ini bertemakan "Pulang Kampung". Acara pertama adalah main angklung dan menyanyi lagu sunda. Banyak diantara anak-anak ini yang baru pertama kalinya merasakan memegang angklung. Tapi itu tidak membuat mereka merasa sulit karena staf pengajar dari Desa Cinangneng mengajari mereka. Yang namanya anak-anak, walaupun tangan menggerakan angklung, tapi mulut tak henti bicara juga. Otomatis suasana riuh dengan suara angklung dan suara anak-anak itu sendiri. [caption id="attachment_155492" align="alignleft" width="270" caption="asyik main angklung (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155496" align="alignright" width="270" caption="memperhatikan dgn seksama (dok.yyt)"][/caption] Setelah itu anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok untuk memudahkan menjalani program selanjutnya. Kelompoknya bernama padi, beras, benih dan nasi. Anak saya yang tergabung dalam kelompok beras melanjutkan program selanjutnya untuk mengetahui cara pembuatan tahu dan tempe. Disini anak-anak diajari cara memilih kedelai yang baik dan mengubahnya menjadi tahu. Karena waktu yang terbatas program ini tidak diajarkan dengan detail. Lalu berlanjut lagi dengan melihat pembuatan caping dan wayang golek. Disinipun anak-anak tidak diajari dengan terinci. Saya agak menyayangkan juga tapi saya mengerti karena program yang yang akan dijalani anak-anak juga masih banyak. [caption id="attachment_155497" align="alignleft" width="270" caption="membuat tahu (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155498" align="alignright" width="270" caption="main wayang (dok.yyt)"][/caption] Setelah itu anak-anak menuju daerah persawahan untuk belajar menanam padi. Kami harus berjalan melalui jembatan yang melintang di atas sungai yang cukup lebar untuk sampai ke sawah. Staf pengajar dari Desa Cinangneng menerangkan dengan singkat cara menanam padi, tapi anak-anak sudah asyik dengan aktivitasnya sendiri yaitu bermain dengan lumpur sawah. Maklum di rumahnya di jakarta mana bisa main lumpur kecuali sedang banjir. [caption id="attachment_155531" align="alignleft" width="270" caption="menanam padi (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155532" align="alignright" width="270" caption="main sambil nanam (dok.yyt)"][/caption] Setelah itu acara selanjutnya adalah memandikan kerbau. Namun menuju lokasi tempat kerbau berada anak-anak harus menyeberangi sungai yang diatasnya membentang jembatan yang kami lewati tadi. Aliran sungai cukup deras namun dangkal dengan batu batu besar bertebaran. Aktivitas ini aman karena anak-anak menyeberangi dengan cara memegang tali besi yang memang dibuat khusus untuk pegangan dan juga diawasi oleh staf pengajarnya. Saya sempat mencobanya juga dan tidak menolak untuk melakukannya lagi.. hehehe. Acara memandikan kerbau yang sedianya diajarkan kepada anak-anak berubah menjadi ajang mandi ramai-ramai bersama kerbau. Untung kerbaunya adem ayem saja menghadapi anak-anak. Sudah terbiasa kali ya. [caption id="attachment_155514" align="alignleft" width="270" caption="menyeberangi sungai (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155515" align="alignright" width="270" caption="mandi sama kerbau (dok.yyt)"][/caption] Program dihentikan sejenak untuk istirahat makan siang dan sholat. Menu makan siang dibedakan antara menu anak-anak dengan menu orang tua. Beda menu cuma di sayur saja. Untuk anak-anak pakai sayur sop sementara orang tua dengan sayur asem. Lalu acara dilanjutkan lagi dengan pembuatan kue bugis dan minuman jahe. Makanan dan minuman ini mudah dibuat serta enak rasanya. Setelah selesai anak-anak dibawa ke tempat gamelan untuk belajar bermain gamelan. Meski kesannya asal pukul, suara musik dari sekelompok anak-anak ini asyik juga. Mungkin karena saya jarang mendengar musik dari gamelan secara langsung. [caption id="attachment_155516" align="alignleft" width="270" caption="membuat kue bugis (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155517" align="alignright" width="270" caption="main gamelan (dok.yyt)"][/caption] Kemudian anak-anak diajari menari jaipongan, melukis caping dan membuat wayang dari batang daun singkong. Caping dan wayangnya bisa dibawa pulang karena itu caping diberi nama agar tidak tertukar. [caption id="attachment_155518" align="alignleft" width="270" caption="melukis caping (dok.yyt)"][/caption] [caption id="attachment_155521" align="alignright" width="270" caption="membuat wayang-wayangan (dok.yyt)"][/caption] Itulah serangkaian kegiatan yang didapat anak-anak dalam Program Pulang Kampung di Desa Cinangneng. Sebagai alternatif pengisi liburan panjang nanti, boleh lah kiranya mengenalkan kehidupan desa kepada anak-anak kita. Itu akan sangat bermanfaat ketimbang wara-wiri di mal. next : Jalan-jalan ke Tajur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H