Belakangan ini berita yang beredar saingan serunya. Belum lagi putus berita soal mundurnya Setya Novanto dari pimpinan kursi DPR, di timpa lagi dengan berita pemilihan pimpinan KPK.. lalu langsung ditimpa lagi dengan berita pelarangan ojek online. Pak Ignasius Jonan selaku menteri perhubungan resmi melarang peredaran ojek online karena tidak sesuai dengan aturan mengenai angkutan umum. Saya jarang pakai ojek online karena selalu menggunakan ojek pribadi.. yaitu diri saya sendiri (absurd tho), namun pelarangan ojek online ini membuat saya trenyuh.
Ojek online sangat bermanfaat buat masyarakan yang mendambakan angkutan yang murah, praktis dan mudah. Di kemacetan jalan raya yang makin hari makin menggila, angkutan umum seperti motor emang paling efisien.. bisa selap selip sana sini. Nggak berlama-lama di kemacetan jalan raya dan ongkos murah. Kalo soal kenyamanan sih ya tentu aja lebih nyaman pakai kendaraan yang ber AC. Nggak panas dan kehujanan. Cuman ojek online biasanya kasih service tambahan berupa masker selain helm yang sesuai aturan tentunya. Musim hujan begini malah ditambahi dengan jas hujan.
Otomatis pelarangan ojek online membuat jagat socmed meledak seketika. Kalau kemarin jagad socmed riuh dengan papa minta saham sekarang riuh dengan save Gojek dan Save Grab Bike.. lengkap dengan curcol akibat buat bisnis dan pribadi bila ojek online ditiadakan dan curcol pengalaman selama menggunakan ojek online.. semacem nostalgila gitu. Rider ojek online juga resah dengan mata pencahariannya bila ojek online benar-benar dilarang. Kompasiana pun dibombardir dengan tulisan keberatan kalau ojek online dilarang. Ojek online.. tanpa disadari sudah menjadi tumpuan masyarakat. Nggak ada ojek online matilah kita.. kasarnya kayak gitu.
Pak Jonan bilang bawa ojek adalah salah satu transportasi yang dibutuhkan masyarakat karena transportasi massal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas. Pak Jonan menyilakan masyarakat menggunakan ojek sebagai transportasi umum sampai ada perbaikan pada transportasi umum. Pak Jonan juga bilang (alias ngeles) kalau yang melarang sepeda motor itu jadi angkutan umum bukan dirinya melainkan undang-undang. Saya jadi kepingin kenalan sama si undang-undang deh.. mau saya ajak keliling Jakarta naik motor. Biar undang-undang jadi akrab sama sepeda motor. Lalu.. pak Jonan mau mengubah peraturan lalu lintas dan angkutan jalan agar penggunaan motor sebagai angkutan umum menjadi legal. Jadi monggoooo silakan gunakan ojek online atau ojek pangkalan.
Mengenai info pelarangan ojek online yang kemarin beredar staff khusus Menhub yaitu pak Hadi Mustopha Juraid bilang.. nggak ada itu yang namanya pelarangan. Yang ada hanyalah surat untuk Korps lalu Lintas polri bahwa sepeda motor bukanlah angkutan umum. Ini antara pak Hadi Mustopha yang ngeles atau media dan warga yang salah baca isi suratnya.. tanyakan pada roda motor yang berputar.
Saya nggak tau pak Jonan sempat datang ke istana atau nggak untuk menemui pak Jokowi terkait pelarangan ojek online. Kalau pak Jonan nggak sempet datang dan ternyata langsung mengubah keputusannya maka buat saya ini sangat disayangkan. Karena... sapa tau pak Jokowi mau bahas ojek sambil makan siang. Pak Jonan melewatkan kesempatan makan sop buntut tomat, nasi goreng, ayam kecap, sate daging, udang kelapa goreng, kentang goreng, bayam goreng tepuk dan es campur yang sungguh maknyussss. Bahkan sampai beberapa hari lewat.. rasa masakan istana serasa masih nempel di lidah saya. Pak Jonan nyesel deh...
Â
Â
Sumber foto : tempo.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H