[caption id="attachment_327567" align="aligncenter" width="640" caption="Duta Sheila On 7 jualan kaos (dok.yayat)"][/caption]
Satu bentuk kepedulian bisa berarti manfaat yang besar untuk orang lain. Yayasan Kapeta lahir dari orang-orang yang peduli dengan anak-anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika. Adalah para orang tua yang anaknya menjadi korban penyalahgunaan narkotika yang membentuk sebuah grup dan akhirnya membesar menjadi sebuah yayasan yang bernama Yayasan Kapeta di tahun 2004, lokasinya di bilangan Cinere Jakarta.
Saya berkesempatan berbincang dengan mbak Adinda Pythiasha, House Manager Yayasan Kapeta yang memiliki sertifikat konsellor, Kamis 29 Mei 2014 lalu di lokasi Jakarta Clothing, ajang pameran distro terbesar di Jakarta. Yayasan Kapeta membuka stand penjualan kaos di sini. Yayasan Kapeta mempunyai banyak program yang digunakan untuk rehabilitasi para pengguna Narkoba. Anda tau kan kalau korban narkoba itu butuh pemulihan di waktu yang tidak sebentar dan butuh perhatian khusus untuk itu.
Sejak berdirinya hingga saat ini Yayasan Kapeta udah banyakkkk banget membantu pemulihan para korban narkoba. Orang-orang yang dibantu pun datang bukan cuma dari Jakarta tapi dari kota-kota di Indonesia lainnya. Dari mulai anak SMP sampai usia 40 an di rehab di yayasan ini. Masa pemulihan sekitar 3-6 bulan, tapi yang namanya ketergantungan narkoba kan nggak bisa hanya berdasar masa rehabilitasi ini saja lalu berhenti. Tergantung dari niat si pengguna tersebut. Para relawan yang membantu di Yayasan Kapeta sudah memiliki sertifikat konsellor dan ada yang berasal dari mancanegara.
[caption id="attachment_327568" align="aligncenter" width="640" caption="Kaos di stand Yayasan Kapeta (dok.yayat)"]
Kenapa orang-orang ini jadi korban penyalahgunaan narkoba? Menurut mbak Adinda, ini disebabkan oleh kurangnya ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Maksudnya ketika dihadapkan kepada pilihan maka orang-orang ini mengambil keputusan yang salah. Saat ia ditawari menggunakan narkoba misalnya, mestinya dia menolak karena tau apa akibat menggunakan narkoba. Tapi ia malah menerimanya dan udah pasti jadi tergantung pada narkoba.
Korban narkoba bukan hanya berasal dari anak-anak yang kondisi keluarganya berantakan, tapi banyak juga yang berasal dari keluarga yang damai sentosa. Saat tau ada keluarganya menjadi korban narkoba, mereka jadi shock, begitu lanjut mbak Adinda. Yah saya sendiri nggak bisa membayangkan seandainya ada keluarga saya mengalami hal ini. Lalu bagaimana cara menghindarkan keluarga kita dari bahaya narkoba? Memberi pemahaman tentang bahaya narkoba dan mengajari anak-anak agar terampil mengambil keputusan.
Saat tau bahwa ada keluarga menjadi korban narkoba, langkah yang paling penting untuk diambil ialah nggak menjauhi dirinya, tapi didampingi dan terus diberi perhatian. Kalau keluarga nggak bisa mengatasi sendiri maka keluarga harus mencari yayasan yang bisa membantu mendampingi keluarganya dalam masa rehabilitasi, Yayasan Kapeta contohnya.
[caption id="attachment_327569" align="aligncenter" width="640" caption="Teman-teman di Yayasan Kapeta, mbak Sari Novita yang di tengah (dok.yayat)"]
Mbak Adinda menutup perbincangan kami sore itu dengan mengatakan bahwa semuanya dimulai dengan langkah kecil. Langkah kecil memulai kegiatan yang baik, langkah kecil yang berarti buat orang banyak. Setuju banget mbak Adinda.. banyak pelajaran yang saya dapat nih. Terima kasih buat bincang-bincangnya ya, juga saya ucapkan terima kasih buat mbak Sari Novita, aktivis Yayasan Kapeta, blogger Kompasiana dan blogger ID yang mengenalkan saya kepada teman-teman di Yayasan Kapeta. Semoga banyak lagi orang peduli yang akan membantu di yayasan ini.
Saya masih melanjutkan jalan-jalan saya di area Jakarta Clothing. Ada show Sheila on 7 yang ingin saya tonton. Udah lama saya nggak denger soal grupband ini. Sekalian juga saya dapet tugas dari BRiD (Blogger ID) buat ngeliput show musik di sini. Ndilalahnya ketika saya lagi cuci mata di stand-stand kaos yang ada di sana saya ketemu dengan Duta vokalisnya Sheila on 7. Duta lagi jualan kaos Sheila on 7 original di stand khusus yang dibuka oleh Sheila on 7 ini. Pengen foto-foto tapi kondisi stand nya lagi penuh. Ya iyalah penuh wong Duta sendiri yang melayani pembeli.
Jakarta Clothing adalah ajang tahunan para penggila fashion distro. Kaos, celana dan segala pernak-pernik anak muda tumplek blek di sini. Bukan hanya pameran fashion aja tapi Jakarta Clothing juga menghadirkan show-show grup band yang akrab di telinga anak muda tapi nggak akrab di telinga saya. Maklum saya emang angkatan anak muda, tapi anak muda 46 tahun yang lalu heheheh. Ada 6 panggung tempat show para band ini.
[caption id="attachment_327570" align="aligncenter" width="640" caption="Grass Rock (dok.yayat)"]
Sebelum nonton Sheila on 7 saya nonton show D’Bandit. Ini musik jedar jeder alias metal banget. Vokalisnya mirip Darius si presenter olahraga itu. Kelar show D’Bandit musik jedar jeder masih berlanjut dengan Grass Rock. Ini group rock tahun berapa ya.. saya dulu penyuka Grass rock saat Dayan masih jadi vokalisnya. Sekarang vokalisnya udah ganti baru, tapi personil lainnya masih angkatan Grass Rock yang dulu.
Saya cuma menikmati Grass Rock di satu lagu lalu saya ngacir ke stage utama yang disponsori Campina Ice Cream buat nonton Sheila on 7. Penonton udah sangat sangat full di area panggung ini. Saat saya datang Souljah sedang perform di atas panggung. Meski ini grup lumayan terkenal tapi teuteup saya asing dengan lagu-lagunya.
Setelah banyak lagu dinyanyikan Souljah akhirnya tibalah Sheila On 7! Duta masih energik menyanyikan belasan lagu-lagu Sheila On 7. Mulai dari Jadikan Aku Pacarmu, Seberapa Pantas, Kisah Klasik untuk Masa Depan, Pemuja Rahasia dan masih banyak lagi. Eros, Adam dan Kresna juga sama energiknya. Saingan energik sama penonton yang bersama-sama nyanyi di sepanjang konser. Mantap bener. Sheila On 7 menjadi penutup jalan-jalan saya di Jakarta Clothing hari itu. Mudah-mudahan tahun depan event ini diadakan lagi.
[caption id="attachment_327571" align="aligncenter" width="640" caption="D'Bandit on stage (dok.yayat)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H