Hampir semua orang suka kopi, entah itu kopi hitam atau kopi campur creamer. Saya juga penyuka kopi.. terutama kopi hitam tapi tidak original karena saya minum setelah dicampur dengan gula. Hidup itu manis kenapa mesti minum kopi pahit (halah). Mulai kemarin sampe besok ada Festival kopi Flores di Bentara Budaya Jakarta. Saya menyambanginya siang tadi. Area pameran ramai dengan pengunjung sementara stand penjual kopi tidak sebanyak perkiraan saya. Stand penjual kopi terletak di bagian pinggir, sementara di bagian tengah ada barisan kursi menghadap ke panggung utama.
Saya datangi sebuah stand yang sedang dirubung pengunjung, ternyata seorang barista di stand ini sedang demo membuat seduhan kopi. Kopi yang sudah digiling ditaruh dalam penyaring dan disiram air panas. Lalu campuran kopi dan air ini diaduk dan kopi mengalir dari bawah saringan. Untuk bubuk kopi 40 gram airnya 520 mili saja.. begitu kata sang barista.Â
Ia menambahkan sebenarnya seduhan kopi ini jangan diaduk, tapi untuk mempercepat waktu makanya diaduk. Sembari membuat seduhan kopi, mas barista menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan kepadanya mengenai kopi. Pengunjung yang merubung diberi tester kopi yang diseduh tadi. Baunya harum sekali, pahit tapi tidak asam.
Di sebelah stand ini ada stand kopi colol. Kopi Colol dan La Bajo sama-sama hasil produksi daerah Manggarai Flores. Bila kopi Colol hanya menyediakan kopi arabika, stand kopi La Bajo mempunyai kopi campuran robusta dan arabika. Para penjaga di stand ini juga sedang sibuk menjawab pertanyaan para pengunjung.Â
Di sebelah stand kopi Colol ada stand kopi Ngada yang selalu ramai pengunjung. Di stand ini ada seorang barista yang sedang demo menyeduh kopi sama seperti stand yang saya lihat waktu awal saya datang. Stand Ngada menjual kopi Bajawa jenis Arabika. Saya sempat meminum kopi hasil seduhan sang barista. Yang satu lebih enteng sementara yang satunya lagi lebih dark. Bau dua seduhan kopi ini juga harum. Di belakang si barista, ada barista lain yang sedang sibuk menggiling kopi. Bau harum kopinya menguar kemana-mana.
Mas Nurul Uyuy merupakan peminum kopi sejati. Ia punya beberapa jenis gilingan kopi dan sudah menikmati kopi dari berbagai daerah. Kalau ada teman-temannya yang pergi ke luar kota pasti mas Nurul minta dibawakan kopi. Sembari berkeliling mas Nurul menjelaskan rasa beberapa kopi dan untungnya saya ketemu mas Nurul saat ia lagi baik hati.... eehhh emang mas Nurul baik kok. Ia menawarkan minum kopi di kantor Kompasiana. Kopi yang akan ia giling sendiri karena mas Nurul selalu sedia biji kopi di kantornya. Sebuah tawaran yang nggak saya tolak.Â
Saya minum  kopi itu sambil mengganggu para admin Kompasiana bekerja. Di kantor Kompasiana ada beberapa jenis kopi tapi yang menjadi favorit para admin adalah kopi liong kata mbak Nindy, salah seorang admin. Kalo pada nggak mau kopi-kopi ini colek saya aja mbak... nanti saya dateng ngambil kopinya (ngarep).
Karena masih ada urusan dan saya sudah cukup mengganggu para admin akhirnya saya pulang. Saya balik ke Bentara Budaya Jakarta karena bebek saya terparkir di sana. Â Acara cupping kopi menjelang dimulai, sayang saya tidak bisa mengikutinya. Saya membeli kopi Colol dan Bajawa di festival ini dan tak sabar untuk segera menyeduhnya. Menurut saya festival kopi ini terbilang sukses. Saya berharap jika festival kopi Flores ini diadakan lagi maka jenis kopinya diperbanyak.