Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar Bahasa Korea Lewat Suju

1 Mei 2012   07:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 3331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_178473" align="aligncenter" width="576" caption="Super Junior yang bikin heboh itu (dok.dhio89.blogspot.com)"][/caption]

Sebelumnya saya mendengar tentang grup Super Junior itu dari anak saya yang memang ngefans berat sama grup ini. Maklum lah ABG. Saya tak menyangka sedemikian heboh sambutan para ABG dan remaja lain ketika Suju manggung di Jakarta kemarin. Sampai rela pingsan dan antri sejak subuh demi mendapatkan selembar tiket konser Suju.

Suju hanya merupakan satu dari sekian banyak boyband asal Korea yang menyerbu Indonesia. Selain boyband dari Jepang juga. Serbuan para boyband ini cukup memengaruhi blantika musik Indonesia karena membuat demam boyband di tanah air yang berakibat banyaknya boyband-boyband lokal bermunculan di Indonesia.

Biarkan saja seperti itu karena serbuan boyband semacam Suju membawa dampak positif buat remaja kita, salah satunya soal bahasa. Sebelum demam K pop menyerang tentu banyak remaja kita yang tak mengenal bahasa Korea. Namun setelah para boyband Korea ini datang remaja kita tiba-tiba akrab dengan bahasa Korea. Ya karena seluruh lagunya berbahasa Korea, ada juga sih bahasa Inggris tapi paling cuma di bagian refrain.

Dari anak kecil sampai remaja sekarang cas cis cus berbahasa Korea, walau cuma sekedar dalam lirik lagu. Tadinya saya pikir mereka cuma sekedar bernyanyi saja ternyata banyak juga yang memang benar-benar niat mempelajari bahasa Korea demi Suju.

Seorang teman di twitter bercerita dia sampai niat ikut les bahasa Korea dan belajar huruf kanji Korea. Buat apa? Buat menambah keahlian dalam berbahasa asing? Bukan, supaya nanti bisa ngobrol dengan Suju katanya. Gubrak. Contoh lain anak saya yang keranjingan Suju juga jadi keranjingan bahasa Korea. Namun anak saya belum mau ikut les bahasa Korea karena dia bisa mempelajari bahasa Korea dengan cara yang lebih mudah, yaitu lewat Google translate.

Mungkin saya terlalu “lebay” menanggapi soal bahasa ini. Saya hanya terpikir satu hal. Begitu mudahnya negara lain “memaksa” kita untuk mempelajari bahasanya sementara bahasa Indonesia belum dipakai dengan benar di negeri sendiri. Boro-boro bicara soal bahasa daerah kita, bahasa Indonesia saja belum dipakai dengan rasa bangga kok.


[caption id="attachment_178475" align="aligncenter" width="576" caption="Jogja Hip Hop di Newyokarto, Taman Ismail Marzuki (dok.Detikfoto)"]

1335856697354699913
1335856697354699913
[/caption]

Seorang teman yang tinggal di Itali pernah bilang kepada saya ketika saya menanyakan padanya kok orang-orang Itali yang saya tahu lebih suka menggunakan bahasa Italia dalam berkomunikasi dengan penggemarnya padahal para penggemarnya berasal dari seluruh dunia. Kenapa nggak pakai bahasa Inggris saja yang sudah pasti dimengerti oleh seluruh penggemarnya.

Si teman menjawab bahwa orang-orang Italia sangat bangga dengan bahasanya. Mereka akan mengutamakan berbicara dengan bahasa Italia dulu dalam soal apapun. Rasa nasionalisme mereka tinggi. Keren kan. Meski karena prinsip orang-orang Italia ini saya jadi sedikit repot membuka google translate agar mengerti mereka bicara apa. Memang penting banget pembicaraannya sampai ikhlas di cari terjemahannya? Penting lah… karena soal balapan (nah Anda pasti tahu siapa orang-orang yang saya maksud hehehe).

Minggu lalu di Taman Ismail Marzuki ada pagelaran musik bertajuk Newyokarto. Pagelaran ini berisi lagu-lagu yang semua liriknya berbahasa jawa. Anda pernah dengar nama Jogja Hip Hop? Grup rap asal Jogja yang memelopori rap berbahasa Jawa bekerja sama dengan Jaduk menggagas pertunjukan ini.

Tujuan pagelaran ini salah satunya adalah mengenalkan musik dengan lirik berbahasa jawa di Indonesia sebelum pagelaran ini digelar di New York, Amerika Serikat. Nah, ini merupakan salah satu cara kreatif mengenalkan koleksi bahasa negeri kita pada dunia luar. Salut saya.

Orang bilang demam pada segala yang berbau asing, semacam K pop itu cuma sementara saja. Nanti juga mereka balik ke asalnya lagi. Bisa jadi ini benar. Jadinya kita tak perlu khawatir bahwa generasi muda kita akan melupakan tradisinya, terutama soal bahasa. Namun nggak apa apa juga kok kalau mereka belajar macam-macam bahasa apapun tujuannya. Saya percaya nantinya hal ini akan bermanfaat juga.



Sumber Video : Youtube

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun