Orang biasanya belanja berlebihan saat bulan Ramadan. Ya belanja baju atau belanja makanan. Bulan yang special ini dijalani dengan aktivitas yang special juga, salah satunya belanja. Jika tak pandemi, supermarket dan mall akan penuh dengan pengunjung yang berbelanja. Pun begitu di pasar tradisional, akan penuh dengan para pembeli.
Saya salah satu yang suka kalap belanja. Tiap Ramadan, pengeluaran saya akan berlipat. Untuk makan sehari-hari, menu terbilang lengkap. Ada takjil, menu utama yaitu makanan berat dan buah untuk makanan penutup. Yang bikin uang harian keluar banyak adalah jenis makanannya yang lebih dari satu. Takjil ada beberapa macam, makanan pembuka dan buah juga ada beberapa macam.
Padahal makanan yang dibeli seringkali tak habis. Kenyang makan takjil, biasanya malah saya dan anak-anak hanya sedikit makan nasi dan sayurnya. Buah yang ada beberapa macam pun cuma kena makan satu biji aja. Sisa makanan di simpan dalam kulkas. Namun di hari berikutnya, malas memakan makanan itu karena rasanya sudah tak segar. Akhirnya makanan kebuang.
![makan yang sederhana aja tapi sehat (dok.freepik.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/02/samber-thr-6-2-5ead7379097f3604cf0b1972.jpg?t=o&v=770)
Alasan tak pakai baju baru di hari kedua Lebaran adalah karena kami tak lagi menerima tamu jadi baju barunya disimpan untuk jalan-jalan. Faktanya, kami jarang pergi jalan-jalan jadi baju baru menumpuk di lemari dan tak terpakai hingga kekecilan di badan. Mubazir deh beli baju.
Lalu, saya anggarkan biaya khusus untuk beli kue Lebaran. Saya bukan orang yang telaten bikin kue, jadi kue Lebarannya ya beli. Bisa beli dari teman atau beli di pasar kue langganan di Mayestik. Saya beli kue beberapa macam, dengan pemikiran ya nggak apa-apa keluar uang buat beli kue, toh belinya setahun sekali.
![utamakan beli makanan sehat (dok.freepik.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/02/samber-thr-6-3-5ead7235d541df1e084ed272.jpg?t=o&v=770)
Itu kebiasaan saya hingga Lebaran tahun kemarin. Sungguh bukan kebiasaan yang baik I know. Inginnya berubah, tapi apa daya pas Ramadan dan Lebaran tahun berikutnya datang, saya lupa dengan niat saya mengurangi belanja. Dasar akutuuuu.
Ramadan dan Lebaran tahun ini semuanya berbeda. Kalo boleh, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pandemi, karena saya dipaksa untuk mengubah kebiasaan kalap belanja di Ramadan dan Lebaran tahun ini. Covid-19 membuat banyak orang susah. Yang tadinya aman-aman saja keuangannya tiba-tiba harus berada di titik nadir karena efek ekonomi dari pandemi.
Banyak yang kena PHK, banyak susah dagang dan lain sebagainya. Di masa pandemi sekarang uang makin susah dicari. Saya cukup bersyukur, meski terkena dampak pandemi, namun hidup saya dan keluarga masih terbilang aman. Kami masih bisa makan, masih bisa membeli kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah.
![bikin list sebelum belanja (dok.freepik.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/02/samber-thr-6-4-5ead7261d541df77f46876a6.jpg?t=o&v=770)