Saya blusukan ke Pasar Langgur untuk melihat kegiatan jual beli di sini. Selain itu, sebagai emak, blusukan ke pasar adalah kenikmatan yang haqiqi.
Pasar Langgur luas sekali. Area penjualan ikan dan sayuran serta perlengkapan rumah tangga terpisah. Jadi blusukan ke pasar relatif nyaman. Area para pedagang juga beratap ya jadi aman berbelanja saat panas atau hujan.Â
Pedagang ditempatkan pada barisan meja panjang. Nyaman jadinya kalau milih-milih barang. Pasar langgur pasar utama di kota Langgur. Pasar di renovasi 2 tahun lalu menggantikan pasar lama yang sudah tak layak ditempati.Â
Setelah proses renovasi selama setahun, pedagang menempati kios-kios dengan cara mengontrak. Kisaran harganya 5 jutaan setahun. Uang kontrak masuk ke kas daerah karena pembangunan gedung pasar juga didanai dana daerah.
Yang menarik di sini, sayuran dan ikan tidak dijual perkilogram, namun dijual dalam ukuran yang sudah disiapkan oleh para pedagang.
Bau ikan segar tercium menyambut langkah kaki saya memasuki area pedagang ikan. Kepulauan Kei dikelilingi laut dan ikan merupakan hasil utama di sini.Â
Saya tertegun memandang barisan para pedagang yang rata-rata wanita dengan ikan-ikan di depannya. Ukuran ikan ada yang kecil namun juga ada yang besar sekali.
Makan ikan adalah keharusan, karena selain bergizi tinggi, makan ikan juga perlu biar nggak ditenggelamkan ibu Susi Pudjiastuti.
"Ini ikan apa bu dan ibu jual berapa?" tanya saya pada seorang mamak penjual ikan. Ikan yang saya tanya berukuran sedang dengan bercak biru di kulitnya. Ikan ini dijejerkan sebarisan dengan ikan lain yang cantiknya sama.