Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Belajar Literasi dari Kang Maman dan Gus Nadir yang Berebut Sisir

27 Mei 2019   22:13 Diperbarui: 28 Mei 2019   19:24 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegiat Literasi, Maman Suherman atau Kang Maman. [Foto: Tribunnews.com/ Chaerul Umam]

Kedua tokoh ini kerap "berseteru" di sosial media. Maklum, keduanya memang berbeda pilihan. Yang satu memilih plontos dan yang satu penyuka rambut lebat. Di jagat sosial media, orang pasti mengenal dua tokoh ini... Maman Suherman yang akrab dipanggil Kang Maman dan Nadirsyah Hosen yang sering dipanggil Gus Nadir.

Saya mengenal Kang Maman sejak lama. Beberapa kali pernah bertatap muka. Kang Maman adalah tokoh publik yang sering wara-wiri di televisi. Indonesia Lawak Klub cukup melambungkan namanya. Namun bukan gara-gara terkenal itu, saya "ngefans" sama beliau. Melainkan karena ia adalah sosok rendah hati yang nggak pelit berbagi ilmu.

Kang Maman sering menjadi pembicara di mana-mana, kebanyakan soal literasi. Hari ini ia bisa ada di satu kota, besok bisa berada di pulau yang berbeda. Living on a jet plane mungkin istilah yang cocok untuknya. Makanya ketika ia berada di Jakarta dan jadi pembicara sebuah acara, jikalau saya bisa, saya akan menghadirinya.

Kang Maman (dok.pijarnews.com)
Kang Maman (dok.pijarnews.com)
Kang Maman juga adalah penulis buku. Belasan bukunya sudah diterbitkan dan banyak yang dicetak ulang saking larisnya. Novel RE adalah bukunya yang paling laris. Dalam beberapa acara, Kang Maman sering berkisah tentang RE, novel yang ia tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Berkali mendengar Kang Maman bercerita soal RE, berkali itu juga saya merinding mendengarnya.

Aslinya Kang Maman bukan hanya hobi menulis buku, namun ia juga hobi membaca buku. Saat saya bersamanya menjadi narasumber di sebuah acara yang digelar Kompasiana tahun 2016, sesaat sebelum acara, saya menemui dirinya sedang memborong banyak buku. 

Ketemu di sebuah acara literasi (dok.yayat)
Ketemu di sebuah acara literasi (dok.yayat)
Tanpa ditanya, ia lalu bercerita tentang buku apa saja yang ia beli. Yap.. segila itu beliau dengan buku. Berbeda dengan saya.. satu buku saja baru tamat saya baca setahun lamanya hiks.

Kang Maman kerap mengajarkan literasi di mana saja, saat menjadi pembicara sebuah acara atau cuap-cuap di sosial media. Saya menikmati cuitannya yang sungguh lucu namun seringkali mengeplak jiwa raga. Seperti satu cuitannya yang berbunyi "Kerap kali kita berpikir, "kita menang" setelah mencelakakan orang lain. Padahal kita sedang menggali kuburan kita sendiri." Ngeplak banget kan.

Gus Nadir (dok.beritagar.id)
Gus Nadir (dok.beritagar.id)
Saya mengenal Gus Nadir gara-gara Kang Maman sering "berseteru" dengannya di twitter. Saya follow lah Gus Nadir mumpung follow-followan belum ditarik bayaran. Gus Nadir adalah dosen tetap di Fakultas Hukum di Monash University di Australia. Sama seperti Kang Maman, ulama NU ini juga penulis buku dan pembicara di banyak acara keagamaan. Salah satu bukunya yang hits adalah "Islam Yes, Khalifah No!" Selain itu ia menulis kolom di banyak media di Indonesia.

Saya menikmati cuitan Gus Nadir di sosial media yang kadang lucu dan kadang mengeplak jiwa seperti Kang maman, terutama di soal politik. Gus Nadir lebih rajin mencuit soal politik ketimbang Kang Maman memang. 

Namun, banyak juga pelajaran soal agama yang dicuitkan oleh Gus Nadir. Sharingnya soal berbagai hadis, membuat pengetahuan saya soal agama menjadi bertambah. Kadang soal agama, saya ngintip tulisan beliau di website pribadinya yang sangat aktif.

Saat ini hoaks sangat mudah tersebar dengan narasi yang makin lama makin mengerikan dan makin sulit membedakannya dengan berita yang benar. Yang menyedihkan saat ini ayat-ayat Al Qur'an begitu mudah dipelintir artinya oleh sekumpulan orang. Lalu disebar luaskan dengan pemahaman yang bertolak belakang dengan arti yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun