Jam menunjukkan waktu kurang dari setengah lima sore, tapi saya sudah bergegas pergi ke pasar di dekat rumah untuk membeli penganan berbuka puasa. Makin sore pasar di dekat rumah akan makin padat pembeli dan kemungkinan besar makanan berbuka puasa yang ingin saya beli habis. Makanan ini memang laris manis.. makanan itu bernama urap.
Urap adalah makanan yang terdiri dari rebusan sayuran lalu dicampur dengan kelapa parut yang dibumbui. Makanan ini berasal dari Jawa Tengah, kadang disebut urap-urap. Namun makanan sejenis urap juga bisa ditemui di Bali dengan nama yang berbeda. Lawar namanya kalo di Bali, isian sayurnya berbeda tapi dengan urap Jawa. Lawar isian sayurannya lebih banyak.
Urap lazim dimakan sebagai pendamping nasi. Dalam upacara tumpengan, urap adalah sayuran yang menjadi syarat kelengkapan tumpeng. Urap itu cara membuatnya mudah. Siapkan saja aneka sayuran dan rebus. Sayurannya bisa sesuka kita. Bayam, kangkung, kacang panjang, toge, wortel.. adalah sayuran yang wajar ada dalam sebuah urap. Merebus sayuran ini semua orang bisa, tapi daya tarik penting ada dalam kelapa parutnya.
Meski pembuatannya mudah namun tak semua orang bisa membuat urap yang enak. Saya pernah membuatnya dan belum merasa urap saya pas di lidah saya sendiri. Dari beberapa penjual urap yang ada di pasar, hanya satu penjual yang urapnya enak. Bumbunya sangat terasa, pedas, sayuran rebusnya renyah, benar-benar urap yang sangat nikmat.
Penjual urap ini sebenernya menjual aneka sayur matang untuk berbuka puasa. Jadi buat para ibu rumah tangga yang nggak masak sayur buat berbuka, bisa membeli sayuran matang di sini. Urap adalah makanan si ibu yang paling laris. Makanan laris kedua adalah pepes. Â Makanya setelah si ibu selesai menata dagangannya di atas meja, orang sudah mengantri untuk membeli dan rata-rata membeli urap.
Kenapa orang suka urap? Urap selain rasanya enak, isiannya juga sehat. Setelah berpuasa seharian, tubuh perlu diisi dengan nutrisi dan protein lagi. Sayuran untuk urap yang terdiri dari bayam, toge dan kawan-kawannya itu mengandung banyak protein. Cara masaknya juga direbus, sangat disukai oleh mereka yang menghindari makanan gorengan untuk berbuka.
Ketika saya tanyakan hal itu pada si ibu, dia bilang, "masih ada untung kok mbak, ya nggak banyak tapi cukup, harga sayurannya murah kok, memang harga bawang putih mahal, tapi kalo yang beli banyak kan modalnya ketutup juga tho mbak, buat saya yang penting langganan suka sama masakan saya". Sebuah jawaban sederhana yang buat saya tak sederhana maknanya. Urap si ibu makin terasa nikmat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H