Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nikmat dalam Sepiring Urap

12 Mei 2019   21:38 Diperbarui: 12 Mei 2019   21:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
urap favorit tiga ribu aja (dok.yayat)

Jam menunjukkan waktu kurang dari setengah lima sore, tapi saya sudah bergegas pergi ke pasar di dekat rumah untuk membeli penganan berbuka puasa. Makin sore pasar di dekat rumah akan makin padat pembeli dan kemungkinan besar makanan berbuka puasa yang ingin saya beli habis. Makanan ini memang laris manis.. makanan itu bernama urap.

Urap adalah makanan yang terdiri dari rebusan sayuran lalu dicampur dengan kelapa parut yang dibumbui. Makanan ini berasal dari Jawa Tengah, kadang disebut urap-urap. Namun makanan sejenis urap juga bisa ditemui di Bali dengan nama yang berbeda. Lawar namanya kalo di Bali, isian sayurnya berbeda tapi dengan urap Jawa. Lawar isian sayurannya lebih banyak.

Urap lazim dimakan sebagai pendamping nasi. Dalam upacara tumpengan, urap adalah sayuran yang menjadi syarat kelengkapan tumpeng. Urap itu cara membuatnya mudah. Siapkan saja aneka sayuran dan rebus. Sayurannya bisa sesuka kita. Bayam, kangkung, kacang panjang, toge, wortel.. adalah sayuran yang wajar ada dalam sebuah urap. Merebus sayuran ini semua orang bisa, tapi daya tarik penting ada dalam kelapa parutnya.

berburu takjil (dok.yayat)
berburu takjil (dok.yayat)
Kelapa yang dijadikan bumbu urap adalah kelapa muda dan segar. Kalo kelapanya nggak segar rasa urapnya jadi nggak enak. Kelapa muda dan segar yang sudah diparut lalu dicampur bumbu-bumbu seperti cabai, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, kencur, garam dan gula. Campuran kelapa parut dan bumbu ini lalu dikukus hingga matang. Setelah matang, disajikan bersama aneka sayuran rebus dan siap dimakan.

Meski pembuatannya mudah namun tak semua orang bisa membuat urap yang enak. Saya pernah membuatnya dan belum merasa urap saya pas di lidah saya sendiri. Dari beberapa penjual urap yang ada di pasar, hanya satu penjual yang urapnya enak. Bumbunya sangat terasa, pedas, sayuran rebusnya renyah, benar-benar urap yang sangat nikmat.

Penjual urap ini sebenernya menjual aneka sayur matang untuk berbuka puasa. Jadi buat para ibu rumah tangga yang nggak masak sayur buat berbuka, bisa membeli sayuran matang di sini. Urap adalah makanan si ibu yang paling laris. Makanan laris kedua adalah pepes.  Makanya setelah si ibu selesai menata dagangannya di atas meja, orang sudah mengantri untuk membeli dan rata-rata membeli urap.

Ini antri beli pecel (dok.yayat)
Ini antri beli pecel (dok.yayat)
Padahal sayuran dalam urap si ibu ini tidak selengkap yang lain. Sayuran urap si ibu hanya terdiri dari toge, bayam dan sedikit daun pepaya. Sementara pedagang lain sayurannya lebih lengkap.. ada kacang panjang, wortel, kol dan kangkung segala. Namun parutan kelapanya masih kalah rasanya dengan urap yang dijual ibu langganan saya. Untuk makanan, orang lebih memilih rasa ketimbang banyak porsinya.

Kenapa orang suka urap? Urap selain rasanya enak, isiannya juga sehat. Setelah berpuasa seharian, tubuh perlu diisi dengan nutrisi dan protein lagi. Sayuran untuk urap yang terdiri dari bayam, toge dan kawan-kawannya itu mengandung banyak protein. Cara masaknya juga direbus, sangat disukai oleh mereka yang menghindari makanan gorengan untuk berbuka.

urap dan pepes .. rasanya sama sama juara (dok.yayat)
urap dan pepes .. rasanya sama sama juara (dok.yayat)
Harga urap si ibu teramat murah. Saya bisa membelinya seharga tiga ribu rupiah. Porsi seharga tiga ribu ini sudah cukup menjadi pendamping nasi. Tapi saya memakannya tanpa nasi. Kadang saya heran, kenapa si ibu mau urapnya dibeli seharga tiga ribu rupiah. Apa nggak rugi? Harga itu nggak berubah walau harga bawang putih saat ini membumbung tinggi.

Ketika saya tanyakan hal itu pada si ibu, dia bilang, "masih ada untung kok mbak, ya nggak banyak tapi cukup, harga sayurannya murah kok, memang harga bawang putih mahal, tapi kalo yang beli banyak kan modalnya ketutup juga tho mbak, buat saya yang penting langganan suka sama masakan saya". Sebuah jawaban sederhana yang buat saya tak sederhana maknanya. Urap si ibu makin terasa nikmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun